Liputan6.com, Palembang - Jalan berlumpur, becek dan licin menjadi akses jalan warga Desa Sungai Jawi Kelurahan Sungai Selincah Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Akses jalan yang juga menuju ke Desa Lingkis Kabupaten Banyuasin Sumsel tersebut, juga harus dilalui para warga sekitar dengan susah payah, apalagi saat hujan mengguyur dengan derasnya.
Bahkan, tak jarang para warga yang melintas di jalan tersebut harus terjerembab ke lubang hingga sungai. Sehingga pakaian hingga barang bawaan pun langsung basah dan kotor.
Advertisement
Baca Juga
Padahal, akses jalan tersebut setiap hari ditempuh para warga sekitar untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari berangkat sekolah hingga berdagang ke kota Palembang.
Jalanan yang berlumpur, semakin menyulitkan para warga Desa Lingkis Banyuasin, yang harus berjalan kaki hingga 3 kilometer ke Kota Palembang. Kondisi diperparah dengan akses jalan yang sempit dan berlumpur, yang membuat durasi perjalanan semakin lama.
Sungai sebagai pembatas dua daerah tersebut, harus dilalui para warga menggunakan jembatan darurat. Saat air sungai penuh, jembatan darurat tersebut terendam. Para warga terpaksa harus melintasi air sungai tersebut.
Jeki (13), pelajar Madrasah Tsanawiyah (Mts) di Palembang yang tinggal di Sungai Jawi Laut Palembang, berangkat ke sekolah setiap hari mulai pukul 06.30 WIB dari rumahnya. Namun dia tidak mau menggunakan seragam sekolah saat berangkat dari rumah, agar tidak kotor selama di perjalanan.
“Kalau dari rumah, pakai baju biasa, seragam dan sepatu sekolah harus dijinjing. Setiap hari jalanan becek dan sempit, jadi takut tergelincir. Nanti ganti pakaian di jalan yang sudah kering,” ucapnya kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Pernah beberapa kali, dia terpaksa memakai seragam sekolah yang kotor ke sekolah. Karena terpeleset ke kubangan air dan seluruh barang bawaannya kotor dan basah. Terlebih seusai hujan deras, dia harus melintasi jalanan, dengan ketinggian banjir yang merendam sebagian tubuhnya.
Namun kini, dia sangat senang karena bisa melintasi jalan mulus, yang sudah dibangun dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-110 oleh anggota Kodim 0418/Palembang. Jeki pun tak khawatir saat membawa barang dagangan orangtuanya, tanpa harus takut tergelincir lagi.
Rasa bahagia juga dirasakan Yusilawati (32), warga Lingkis Banyuasin yang keseharian menjajakan ikan sungai di Kota Palembang. Setiap harinya, dia hanya bisa membawa ikan dagangannya dengan jumlah sedikit.
“Harus jalan kaki hingga satu jam dari rumah ke perbatasan Kota Palembang. Dulu saat jalan rusak dan sempit, saya hanya bisa bawa satu kantong kecil ikan. Tapi jika jalan seperti ini, rencananya saya akan membeli alat angkut agar bisa lebih banyak membawa ikan ke Palembang. Apalagi sudah ada jembatan baru, memudahkan kami untuk berniaga dari Banyuasin ke Palembang,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
100 Persen Membangun Desa
Program TMMD ke-110 yang dijalani Kodim 0418/Palembang bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, menjadi kabar gembira bagi warga Desa Sungai Jawi Palembang dan Desa Lingkis Banyuasin Sumsel.
Dalam program tersebut, anggota TNI Angkatan Darat (AD) di Palembang bahu-membahu menyulap desa yang tertinggal menjadi desa yang mempunyai infrastruktur memadai.
Dandim 0418/Palembang Kolonel Inf Heny Setyono mengatakan, program TMMD ke-110 secara resmi dibuka di tanggal 2 Maret 2021 dan selesai tanggal 31 Maret 2021.
“Alhamdulillah pekerjaan TMMD ke-110 bisa dilaksanakan dengan selesai 100 persen. Di antaranya pembuatan jembatan 12x6 meter, jalan 750x6 meter, bedah rumah 2 unit, pembuatan gorong 2 unit, pembangunan MCK 2 unit, poskamling 2 unit,” katanya saat penutupan TMMD ke-110 di Gedung AEKI Palembang, Rabu (31/3/2021).
Tidak hanya itu saja, anggota Kodim 0418/Palembang juga merenovasi masjid, dengan lima sasaran kecil. Yaitu pembuatan menara, pemasangan papping block, pelebaran jembatan, pengecatan pagar dan renovasi MCK.
Advertisement
TNI Menyentuh Warga
Dengan pembangunan infrastruktur memadai tersebut, Kolonel Inf Heny Setyono berharap semoga Desa Sungai Jawi Palembang yang dulunya tertinggal, bisa mengikuti daerah lain untuk menjadi daerah yang lebih maju dan pembangunannya kian merata.
“Pengangkutan hasil bumi dan sebagainya jadi lebih mudah, karena berbatasan dengan Banyuasin. (Pembangunan) harus tetap berlanjut,” ucapnya.
Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda sangat berterima kasih dengan program TMMD ke-110 yang dilaksanakan oleh Kodim 0418/Palembang.
Menurutnya, aksi sosial yang dilakukan anggota Kodim 0418/Palembang sangat menyentuh masyarakat dan membantu pemerintah. Terlebih seluruh kegiatan berjalan lancar serta bisa bekerja sama dengan warga sekitar.
“Ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat. (Infrastruktur) yang sudah dibangun oleh TNI, akan betul-betul dijaga, akan kita teruskan. Kegiatan TNI/Polri bukan hanya kegiatan fisik saja. Pemkot Palembang selalu didampingi TNI/Polri dalam kegiatan sosial juga kegiatan sosial. Jika tidak dibantu, tentu tidak bisa melaksanakan secara maksimum,” ucapnya.
Daerah Tertinggal Hanya Masa Lalu
Saat membuka jalan di Desa Sungai Jawi Palembang, ratusan anggota Kodim 0418/Palembang mengerahkan seluruh tenaganya untuk membangun desa yang tertinggal.
Kendati TMMD ke-110 dibuka di tanggal 2 Maret 2021, namun anggota TNI AD sudah terlebih dahulu turun ke lapangan dengan sambutan hangat dari warga.
Kapten Inf Winarto Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) TMMD ke-110 menuturkan, mereka sudah membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas umum dimulai di awal bulan Februari 2021 lalu.
“Sasaran fisik sudah dilakukan pra TMMD ke-110, atau dimulai satu bulan sebelum pembukaan TMMD ke-110. Kita sudah membuat badan jalan yang selama ini hanya jalan setapak saja yang bisa diakses warga,” ucapnya.
Sekitar 150 orang anggota Kodim 0418/Palembang, yang terdiri dari prajurit yang bertugas di batalyon-batalyon Arhanud di Palembang hingga Zipur dan Kavaleri 5 Palembang yang setiap hari berjibaku membangun desa.
Advertisement
Wisata Edukasi Pelajar
Di sela aktivitas anggota Kodim 0418/Palembang membangun desa, kegiatan TMMD ke-110 juga diisi dengan kegiatan nonfisik atau aksi sosial lainnya. Seperti City Tour yang dilaksanakan pada hari Minggu (21/3/2021) lalu.
Dalam kegiatan ini, Dandim 0418/Palembang Kolonel Inf Heny Setyono beserta anggotanya, mengajak para pelajar di Desa Sungai Jawi Palembang untuk mengunjungi beberapa tempat edukasi di Kota Palembang.
Sebanyak 50 orang pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, tampak gembira mengikuti City Tour tersebut. Mereka pun kompak menggunakan kaos bermotif loreng dan bisa berbaur dengan anggota Kodim 0418/Palembang.
Di pagi hari, Kolonel Inf Heny Setyono dengan sukacita mengajak para pelajar menaiki moda transportasi LRT Palembang dari stasiun LRT di Bandara SMB II Palembang menuju ke stasiun LRT Jakabaring Palembang.
Dandim 0418/Palembang Kolonel Inf Heny Setyono yang juga didapuk menjadi Dansatgas TMMD ke-110 menuturkan, kegiatan City Tour sebagai wisata edukasi untuk mengenalkan ke generasi penerus bangsa tentang fasilitas LRT Palembang.
“Ini untuk meningkatkan kebanggaan dan kecintaan terhadap bangsa. Kita juga memperkenalkan alat utama sistem kesenjataan yang dimiliki TNI, untuk menangkal serangan dari udara. Lalu, kita bawa ke tempat perbekalan angkatan laut, angkatan darat, alusista, tank dan lainnya,” ucapnya.
Setelah menaiki LRT Palembang, para pelajar juga bergembira saat diajak ke Baterai Arhanud Sungai Dua di tepian Sungai Musi Palembang. Mereka mendapatkan kesempatan untuk menaiki kapal TNI AD menyusuri seputaran Sungai Musi Palembang.
City Tour dilanjutkan ke Bekangdam II/SWJ untuk berfoto bersama, lalu para pelajar melanjutkan perjalanan ke Kompi Kavaleri 5 Palembang.
Tertarik Jadi Tentara
Raut girang tergambar di wajah para pelajar tersebut, karena mereka bisa melihat secara langsung kendaraan tempur, alat komunikasi hingga alat persenjataan TNI AD di Kavaleri 5 Palembang.
Anggota TNI di Kompi Kavaleri 5 Palembang mengenalkan kendaraan tempur seperti APR, Anoa hingga Tarantula. Mereka juga diperkenalkan dengan alat komunikasi dan beberapa jenis alat persenjataan.
Di antaranya senjaata Ranpur Panser Anoa SM 5, pelontar granat atau SPG 3 dengan berat 33 kilogram. Lalu senjata SM-5 dengan berat 30 Kilogram dan lainnya. Sontak, para pelajar tampak antusias mendengar penjelasan dari anggota TNI AD.
Adit (17), pelajar SMA PGRI 4 Palembang merasa senang bisa diajak melihat markas-markas TNI AD di Kota Palembang. Apalagi dia memang bercita-cita menjadi TNI ketika sudah tamat sekolah.
“Cita-cita saya memang ingin jadi tentara. Ikut City Tour ini semakin membulatkan tekad saya bergabung jadi TNI, saya bisa lebih mengenal peralatan tempur TNI secara langsung,” katanya.
Advertisement