Sukses

Penjagaan Ketat Objek Vital Nasional di Cilegon Usai Rentetan Aksi Teror

TNI-Polri memperketat penjagaan di seluruh objek vital nasional (obvitnas) yang ada di Kota Cilegon, Banten, setelah serangan teror Makassar dan tembak-menembak di Mabes Polri.

Liputan6.com, Cilegon - TNI-Polri memperketat penjagaan di seluruh objek vital nasional (obvitnas) yang ada di Kota Cilegon, Banten, setelah serangan teror Makassar dan tembak-menembak di Mabes Polri. Sebut saja PLTU Suralaya, Pelabuhan Merak, PT Krakatau Steel, hingga Depo Pertamina Gerem mendapat penjagaan ketat.

"Saya datangi pabrik-pabrik yang potensi untuk adanya sabotase kami datangi juga. Di Pertamina Gerem minta penebalan, di (PLTU) Suralaya sendiri pengamanannya di obvitnas Polda Banten, masih diperkuat Pam Obvit," kata Kapolres Cilegon, AKBP Sigit Haryono, di Kota Cilegon, Banten, Jumat (2/4/2021).

2 dari 3 halaman

Pelabuhan Merak Ikut Di Jaga Ketat

Penumpang dan kendaraan yang akan menyeberangi Selat Sunda melalui Pelabuhan Merak juga diperiksa dengan ketat, mengantisipasi kejadian sabotase dan tindakan terorisme. Penjagaan dilakukan oleh Kepolisian Sektor Khusus Pelabuhan (KSKP) Merak bersama personil TNI.

"Penjagaan tetap dilaksanaan oleh KSKP Merak. Saya sudah ke sana, saya minta melipatgandakan pengamannya," dia menerangkan. 

3 dari 3 halaman

Jalan Depan Mapolres dan Puspemkot Cilegon Ditutup Total

Untuk jalan di depan Mapolres Cilegon, kantor Wali Kota, Gedung DPRD, Makodim Cilegon ditutup. Masyarakat yang memiliki keperluan di kantor tersebut diharuskan memutar dan masuk melalui pintu belakang. 

Sebelum memasuki perkantoran, tamu akan diperiksa. Meski penjagaan diperketat, seluruh kantor pemerintah, TNI dan Polri tetap melayani masyarakat.

Rekayasa lalu lintas di pusat pemerintahan dilakukan untuk memudahkan penjagaan dan pemantauan keamanan. Polisi yang bertugas di Mapolres maupun di lapangan sudah dibekali persenjataan dan body vest untuk melindungi diri.

Polisi yang piket berjaga juga dilipatgandakan, jika kondisi normal hanya 50 personel setiap harinya, kini menjadi 100 orang.

"(Personel dilengkapi) body vest, metal detector, helm, perimeter. Kalau senjata sudah menempel di personel masing-masing, sudah saya arahkan untuk siap siaga menggunakan senjata," jelasnya.Â