Liputan6.com, Lembata - Bencana lahar dingin Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, melanda dua kecamatan di lokasi sekitar gunung. Akibatnya sekitar 900 warga harus mengungsi ke Lewoleba dan sejumlah lokasi yang aman dari bencana. Tak hanya itu, kabar terakhir menyebut 14 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir lahar dingin tersebut, dan puluhan lainnya hilang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informarmatika Kabupaten Lembata, Nasrun Neboq, Selasa (6/4/2021) mengatakan, 900 orang lebih warga mengungsi dari kawasan terdampak bencana ke sejumlah daerah yang aman dari terjangan bencana alam.
"Data sementara ada 900 lebih warga yang mengungsi karena menjadi korban dalam bencana alam di Lembata," kata Nasrun.
Advertisement
Nasrun mengatakan, warga yang mengungsi berasal dari beberapa desa di Kecamatan Ile Ape yang paling parah terdampak bencana alam akibat Siglon Seroja pada Sabtu (3/4/2921) dan Minggu (4/4/2021) lalu.
Menurut Nasrun, para pengungsi saat ini ditampung di sejumlah titik pengungsian di Kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata dan beberapa tempat pengungsian Kecamatan Ile Ape.
Dia mengatakan, pemerintah Kabupaten Lembata telah membuka dapur umum untuk kepentingan para pengungsi.
"Pemerintah melalui dinas teknis seperti BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Lembata telah membangun dapur umum untuk kepentingan para pengungsi yang terdampak bencana alam," katanya.
Â
Â