Liputan6.com, Yogyakarta - Perhutani membuka diri dengan sejumlah pihak dalam mengelola hutan di Pulau Jawa dan Madura seluas 2,4 juta hektare agar berkelanjutan. Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan pemerintah ingin hutan di Pulau Jawa dan Madura dikelola dengan prinsip berwawasan lingkungan sehingga perlu menggandeng mitra kerja sama, seperti UGM.
"Tentunya agar apa yang kita lakukan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di sekitar hutan," kata Wahyu usai penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara UGM dengan Perhutani dan Pemkab Bulungan secara daring, Selasa (6/4/2021).
Melalui kerja sama dengan UGM, Wahyu berharap pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) bisa ditingkatkan. Perhutani mendukung program yang sudah dilakukan UGM dalam pengelolaan hutan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Advertisement
Baca Juga
“Sejak 2016 UGM mengelola kawasan hutan dengan tujuan khusus untuk tujuan pendidikan dan pelatihan seluas 10.901 hektare di Ngawi dan Blora. Kegiatan itu telah memberi manfaat bagi masyarakat," katanya.
Wahyu menyebutkan dari 2,4 juta hektare hutan di pulau Jawa dan Madura, ada 860-an ribu hektare di Jawa Barat dan Banten, lalu 600 ribu hektare di Jawa Tengah, dan sekitar 1 juta hektare lebih di Jawa Timur.
Kerja sama yang sudah terjalin dalam pengelolaan kawasan hutan dengan tujuan khusus dengan Perhutani, menurut Rektor UGM Prof Panut Mulyono, dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Dia menambahkan, pengelolaan hutan dengan tujuan khusus ini dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan kerja praktik dan riset di bidang kehutanan.
"Melalui kerja sama ini, perencanaan yang sudah dibuat oleh Dekan Kehutanan dan tim bisa direalisasikan untuk pengelolaan yang lebih baik sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar untuk masyarakat setempat," dia menandaskan.