Liputan6.com, Palembang - JT, pelaku penganiayaan Christina Ramauli Simatupang (28), perawat Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), sudah ditahan di tahanan Polrestabes Palembang, pada hari Sabtu (17/4/2021) kemarin.
Christina, korban kekerasan JT yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, juga sudah dirawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang, untuk mengobati luka fisik dan psikisnya. Insiden ini menyorot perhatian tidak hanya di Sumsel saja, namun mendapat perhatian warga Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Gubernur Sumsel Herman Deru turut prihatin dengan penganiayaan tersebut. Dia pun berharap, insiden serupa tidak terjadi lagi kemudian hari.
Pada hari Sabtu siang, Herman Deru menyempatkan berkomunikasi dengan Christina, melalui video call (VC) WhatsApp.
Dia menanyakan bagaimana kondisi korban, pasca-dianiaya oleh JT, orangtua pasien anak, yang dirawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang. Termasuk kondisi korban, setelah rambutnya dijambak kuat oleh tersangka.
“Rambut kena jambak, masih sakit. Bekas lukanya masih ada di kepala,” ucap Christina, kepada Gubernur Sumsel.
Di akhir perbincangan, Gubernur Sumsel menyemangati Christina agar sabar, cepat sembuh dan terus bersemangat menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan Sumsel.
Saat diwawancarai awak media, Herman Deru sangat menyayangkan insiden tersebut terjadi oleh tenaga kesehatan (nakes), tanpa mau mendengarkan dulu penjelasan dari nakes.
“(Penganiayaan korban) sangat buruk dampaknya bagi citra daerah. Paramedis manusia biasa juga, harusnya didengarkan dulu penjelasannya dari atasannya,” katanya, Minggu (18/4/2021).
Herman Deru juga akan terus mengawal proses hukumnya dan menyerahkan kasus penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang tersebut ke pihak kepolisian. Untuk ditindaklanjuti berdasarkan pasal dan Undang-Undang (UU) yang berlaku.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Pesan Gubernur Sumsel
Dia mengatakan, lembaga atau keluarga korban mungkin mempunyai pertimbangan khusus untuk melanjutkan perkara hukum itu atau berdamai.
“Itu kembali kembali kepada keputusan lembaga dan institusi tempat dia bekerja. Karena yang menderita dan teraniaya secara personal Cristina. Tapi saat kejadian, dia bekerja di institusi,” ujarnya.
Mantan Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel ini, menitip pesan kepada seluruh pasien dan keluarga pasien.
“Ketika sudah menyerahkan keluarganya dirawat di rumah sakit atau klinik, kita serahkan saja,” ucapnya.
Advertisement
Korban Akan Menikah
Dalam perbincangan dengan orangtua Christina, didapati info jika korban akan segera melangsungkan pernikahan di bulan Oktober 2021 mendatang.
Gubernur Sumsel pun meminta untung diundang dalam pernikahan Christina dan calon suaminya di bulan Oktober nanti.
“Jika saya diundang, saya pasti datang,” katanya.