Sukses

Anak Jadi Korban Asusila, Sang Ibu Malah Dihardik Jaksa Kejari Pohuwato

Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Yanti mengaku, mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari salah seorang jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari), Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Liputan6.com, Gorontalo - Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Yanti mengaku, mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari salah seorang jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari), Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Yanti menceritakan, perlakuan tak menyenangkan itu diterimanya saat ia mendampingi putrinya di Kantor Kejari Pohuwato untuk menghadiri panggilan kasus asusila. Dalam kasus itu, anaknya berstatus korban.

Kala itu, Yanti bersama tiga keponakannya yang menjadi saksi pada kasus tersebut. Mereka diantar pihak kejaksaan ke ruang tunggu, sembari menunggu perwakilan pihak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Tiba-tiba, saksi berinisial ML alias Mutia yang masih berumur 15 tahun merasa lapar dan langsung makan. Mutia diketahui tidak berpuasa karena haid. Untuk menghormati orang yang berpuasa, Mutia kemudian menutup pintu ruangan tersebut.

Tak lama kemudian, datanglah jaksa inisial SR. Dia langsung masuk tanpa permisi ke dalam ruangan tempat mereka menunggu. Tanpa pikir panjang, ia kemudian melontarkan pernyataan dengan nada kasar kepada saksi Mutia yang saat itu sedang makan.

"Tiba-tiba langsung memarahi anak-anak di dalam ruangan," kata Yanti kepada Liputan6.com.

"Puasa enggak, Islam enggak, dengan gaya arogan," tutur Yanti sembari mencontohkan sikap pernyataan jaksa itu.

Merasa terhina dan dipermalukan, pada saat itu juga, spontan Yanti memberanikan diri meladeni ucapan jaksa itu. Ia menjawab bahwa keponakannya sedang tidak berpuasa lantaran sedang berhalangan.

"Saya jawab kepada Bapak itu, anak ini sementara datang bulan, makannya tidak puasa," ujarnya.

Merasa terhina dan dipermalukan atas sikap oknum jaksa itu, Yanti bersama saksi yang ikut bersamanya memutuskan untuk keluar dan meninggalkan ruangan.

"Saya sudah tidak tahan di dalam dan anak-anak juga sudah ketakutan dengan suara kasar seperti itu," katanya.

"Kalau misal Bapak itu puasa, kenapa tidak mampu mengontrol emosi," kata Yanti sembari meneteskan air mata.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Oknum Jaksa Minta Maaf

Sementara itu, jaksa SR langsung memilih meminta maaf. Ia pun merasa bersalah terkait kejadian yang tak diinginkan itu.

"Saya akui bahwa itu salah, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya," kata SR.

Atas peristiwa itu Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Pohuwato, Mas’ud juga meminta maaf kepada ibu rumah tangga yang merasa dipermalukan oleh pihak Kejari Pohuwato itu.

"Anggota saya itu hanya berniat memberikan teguran, kalaupun ada yang tidak puasa karena alasan tertentu, itu kan bisa melapor," ia menandaskan.