Liputan6.com, Semarang - Minggu pagi, (25/4/2021) usai santap sahur Athenna Ratu Srengenge tak melanjutkan tidur seperti biasa. Ia sibuk memilih pakaian yang akan dikenakannya. Hari ini ia akan menghadiri simulasi pembelajaran tatap muka.
Srengenge sangat antusias karena selama masa pandemi, ia belum pernah berjumpa secara labgsung dengan guru dan teman-teman sekelasnya, meski sekolah sudah berlangsung hampir satu tahun.
Sejak ia masuk ke SMA Negeri 2, hanya beberapa teman dan guru saja yang ia merasa hapal. Itupun diketahuinya hanya dari video conference saat pembelajaran daring.
Advertisement
Baca Juga
Sehari sebelumnya, SMA Negeri 2 Semarang sudah mengumpulkan orang tua murid melalui media online. Dijelaskan tentang hal-hal yang perlu dilakukan dalam pembelajaran tatap muka di masa Pandemi.
Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Semarang, Teguh Wibowo menyebutkan bahwa pembelajaran tatap muka harus diujicoba dahulu. Itu sangat penting karena mampu memberi pengalaman awal melakukan pembelajaran dalam situasi pandemi.
“Kami berharap lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus kami lakukan dan perhatikan agar pembelajaran tetap bisa berlangsung tanpa harus membahayakan kesehatan anak-anak, pendidik, dan tenaga kependidikan,” kata Teguh.
Simak video terkait berikut
Koordinasi Wali Kelas-Orangtua
Para wali kelas juga membentuk grup percakapan online berbasis aplikasi whatsapp untuk berkoordinasi dan melaporkan dinamika yang terjadi di sekolah. Termasuk dengan membagi foto-foto suasana belajar dalam kondisi luar biasa ini.
Teguh juga menyebutkan bahwa sekolah sudah menyiapkan perangkat dan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan. Tak hanya itu, satgas covid, pimpinan wilayah, Cabang I Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, para orang tua murid, Komite Sekolah, masyarakat sekitar, juga dilibatkan.
“Harapannya, dengan persiapan matang, meskipun agak rumit tetap harus dilakukan. Tujuannya menjamin keamanan kesehatan murid-murid dan kami sendiri,” katanya.
Pembelajaran tatap muka ini memang tidak melibatkan seluruh siswa secara serentak. Namun Teguh berharap siswa yang belum mendapat giliran tak perlu berkecil hati karena metode dan materi pembelajaran sudah disiapkan secara khusus dan bisa diakses pula oleh siswa lain yang ada di rumah.
“Ini sekaligus menjadi kontrol bagi orang tua yang selama ini mengeluhkan pembelajaran daring,” katanya.
Dua jam berlalu. Wali kelas masing-masing siswa kemudian memberitahukan bahwa simulasi pembelajaran sudah selesai dan mengharapkan agar siswa dijemput atau pulang sendiri bagi yang rumahnya dekat.
“Sampai rumah harus melaporkan kedatangannya dengan mengirimkan swafoto atau selfie ke wali kelas. Tujuannya untuk mengontrol bahwa siswa tidak mampir ke tempat-tempat yang rawan menjadi simpul penyebaran covid,” kata Teguh.
"Seru juga bertemu dengan guru dan teman yang sudah akrab secara online tapi belum pernah bertatap muka. Sayangnya kami nggak bisa bercanda seperti situasi normal," kata Srengenge sesampai di rumahnya. [Septi Nur Eka Mafiroh]
Advertisement