Sukses

Kegundahan Pedagang Kemplang Palembang Saat Mudik Lebaran Dibatasi

Tradisi membawa oleh-oleh kemplang Palembang akan tergerus di tengah kebijakan pemerintah membatasi aktivitas mudik lebaran.

Liputan6.com, Palembang - Kemplang bakar menjadi salah satu kuliner khas Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), yang masih dijajakan di berbagai pusat perbelanjaan hingga kawasan kuliner.

Sama seperti di Jalan Pipa Reja Palembang Sumsel. Deretan pondokan yang memajang kemplang bakar bungkus, menjadi pemandangan para pengendara yang lalu-lalang di kawasn tersebut.

Kawasan kuliner lokal tersebut, diramaikan dengan puluhan pedagang kemplang Palembang. Proses pembakaran kemplang kering pun, selalu dilakukan para pedagang untuk bisa menyajikan kemplang siap konsumsi.

Bisnis kuliner ini tidak pernah sepi pembeli. Setiap hari, para pedagang bisa menjual hingga ribuan keping kemplang bakar. Untuk satu bungkus kemplang bakar Palembang berisi 40 keping, dihargai sebesar Rp15.000.

Namun di bulan Ramadan 1442 Hijriah ini, para pedagang merasa gundah. Pasalnya, kebijakan pemerintah dalam membatasi mudik lebaran saat pandemi Covid-19, bisa berdampak pada penurunan penjualan cemilan tersebut.

Jumadi (46), salah satu pedagang kemplang bakar Palembang mencurahkan kegundahannya tersebut. Pandemi Covid-19 sangat berdampak besar pendapatannya selama dua tahun terakhir.

“Biasanya jelang lebaran, banyak pelanggan saya yang memborong kemplang kering maupun kemplang bakar untuk oleh-oleh. Tapi kalau mudik lebaran dibatasi, pasti penjualan akan menurun,” ucapnya kepada Liputan6.com, Minggu (25/4/2021).

Dia mengatakan, saat pertama kali pandemi Covid-19 melanda di Palembang, penjualannya menurun drastis. Jika dulu setiap Ramadan, dia bisa menjual hingga 4.000 keping kemplang setiap harinya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 2 halaman

Penjualan Menurun Drastis

Namun di masa pandemi Covid-19, penjualan hanya mencapai 500 -1.000 keping kemplang Palembang setiap hari.

“Dua tahun terakhir ini, jualannya sangat sepi. Apalagi penjual kemplang bakar Palembang ini semakin bertambah, keadaan semakin sulit,” katanya.

Dia berharap, pemerintah bisa memikirkan nasib para pedagang kecil seperti dirinya. Apalagi saat ini, dia bersama puluhan pedagang kemplang bakar Palembang belum mendapatkan bantuan apapun.

“Saya berjualan dari pagi hingga malam hari hingga pukul 22.00 WIB. Tapi jualan tidak seramai tahun-tahun lalu, sebelum wabah Covid-19 melanda. Semoga ada bantuan untuk kami,”ucapnya.