Sukses

Mendag Lutfi: Harga Bahan Pokok Sumut Salah Satu Terbaik di Pulau Sumatera

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Liputan6.com, Medan - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengunjungi sejumlah pasar tradisional di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Kunjungan untuk memastikan harga kebutuhan pokok stabil dan terjangkau di Sumut.

Pasar tradisional yang dikunjungi Mendag Lutfi adalah Pasar Rakyat Jawa Belawan, Kota Medan, dan Pasar Induk Medan Metro Pasar Raya Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) Kabupaten Deli Serdang.

Dalam kunjungan kedua pasar tersebut, hadir Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Wakil Bupati Deli Serdang, Ali Yusuf Siregar, Sekretaris Jenderal Kemendag, Suhanto, dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra.

"Kunjungan untuk memastikan ketersedian pasokan dan stabilitas harga bahan pokok pada Ramadan dan jelang Lebaran," kata Lutfi, Sabtu (1/5/2021).

Disebutkannya, harga bahan pokok di Sumut merupakan salah satu yang terbaik, stabil, dan terjangkau di Pulau Sumatera. Harapannya, hal ini menjadi bekal dalam menghadapi puasa Ramadan dan Lebaran.

"Supaya masyarakat lebih khusyuk dalam beribadah," sebutnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Rencana Revitalisasi Pasar

Diungkapkan Lutfi, Kemendag juga akan melakukan revitalisasi Pasar Jawa Belawan agar lebih baik, tidak banjir, dan masyarakat dapat berbelanja dengan tenang.

Kemendag akan menyiapkan pasar rakyat yang dapat bersaing dengan pasar modern.

"Supaya meningkatkan pendapatan penjual dan kenyamanan pembeli. Diharapkan revitalisasi ini dapat dilaksanakan segera," ungkapnya, di selameninjau harga bahan pokok.

3 dari 5 halaman

Harga Kebutuhan Pokok

Dalam kunjungan Mendag Lutfi, diketahui harga bahan pokok di Pasar Jawa Belawan seperti beras medium Rp10.000-11.000/kg, beras premium Rp12.000-13.000/kg, gula pasir curah Rp 13.000/kg, tepung terigu Rp10.000/kg, minyak goreng curah Rp14.000/kg setara Rp12.600/liter.

Kemudian minyak goreng kemasan Rp 13.000/liter, daging ayam Rp28.000/kg, daging sapi Rp 125.000/kg, telur ayam ras Rp21.000/kg, cabe merah keriting Rp 24.000/kg, cabe rawit merah Rp40.000/kg, bawang merah Rp 28.000/kg, dan bawang putih Rp 24.000/kg.

Sementara di Pasar Induk MMTC, harga komoditas hortikultura cabe merah keriting tercatat sebesar Rp 20.000/kg, cabe rawit merah Rp35.000/kg, bawang merah Rp 25.000/kg, bawang putih Rp 24.000/kg, dan kentang lokal Rp10.000/kg.

"Kemendag bekerja sama pemerintah daerah berusaha menggerakan perekonomian. Salah satunya dengan menjaga dengan stabilitas harga bahan pokok agar dapat dijangkau daya beli masyarakat, terutama saat pandemi Covid-19," terang Mendag Lutfi.

4 dari 5 halaman

Terus Pantau Harga dan Pasokan

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra menyampaikan, Kemendag terus memantau pasokan dan harga bahan pokok secara nasional. Kemendag juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan pengusaha agar harga dan pasokan tetap stabil.

"Kita (Kemendag) telah melakukan pemantauan di beberapa provinsi. Hasilnya, pasokan bahan pokok cukup dan harganya stabil, bahkan cenderung turun. Mudah-mudahan hal ini membuat masyarakat tenang menghadapi Idul Fitri," ucap Syailendra.

5 dari 5 halaman

Ekonomi Terganggu

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengakui kondisi ekonomi di daerah sedikit terganggu akibat pandemi Covid-9 dan berdampak pada pembeli yang sedikit.

"Menjelang hari Lebaran ada kenaikan harga bahan pokok sedikit itu wajar, apalagi ditambah dengan kondisi pandemi seperti saat ini. Kalau kita bisa atur yang jualan dan yang belanja, Insya Allah, semua berjalan baik," ujarnya.

Disebutkan Edy, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut akan terus mengupayakan langkah-langkah yang terukur, salah satunya dengan melakukan percepatan penyerapan anggaran dengan segera, baik APBD maupun dari APBN.

"Ke depan juga perlu dilakukan pengaturan terhadap masa tanam tanaman pertanian, sehingga ketika panen harga tidak jatuh, dan saat ketersediaan barang terbatas harga di pasar tidak melambung tinggi," tandasnya.