Sukses

Perluas Pemasaran, Pelaku UMKM di NTT Siap Pindah Lapak ke Toko Online

Pandemi yang tengah berlangsung memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian bangsa.

Liputan6.com, Sikka - Pandemi yang tengah berlangsung memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian bangsa.

Para pelaku UMKM di Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di Kota Maumere, Kabupaten Sikka juga merasakan dampaknya. Padahal, lokasi ini menyimpan banyak potensi budaya, alam, wastra, hingga kriya yang indah.

Untuk itu, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan mengajak masyarakat untuk membeli dan bangga memakai produk karya anak bangsa.

Pada Juni 2021 mendatang, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan bertindak sebagai sebagai campaign manager untuk kegiatan Gernas BBI di NTT, dan akan mengusung tema Kilau Digital Permata Flobamora pada Juni 2021 mendatang. Flobamora merupakan singkatan dari pulau-pulau besar di NTT, yaitu Flores, Sumba, Timor, dan Alor.

Dalam rangka menyambut acara tersebut, sekaligus memberikan edukasi dan pemahaman kepada para pelaku UMKM di daerah NTT, maka Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, dan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, menyelenggarakan Road to Kilau Digital Permata Flobamora 2021 Webinar & Workshop dengan tema “Mendorong Kreasi & Inovasi UMKM Flobamora” pada Sabtu (1/5/2021).

Kegiatan Gernas BBI dapat membuka peluang pasar baru bagi UMKM, baik di ranah regional maupun global. Pada masa pandemi diharapkan UMKM dapat berpindah dari manual based ke platform online.

“Bagi yang belum masuk ke dalam ranah online, belum memiliki toko-toko online, jangan ragu hari ini belajar masuk memiliki toko online, karena ini adalah suatu program pemerintah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Septriana Tangkary Direktur IKPM Kemkominfo, saat membuka acara Gernas BBI di aulah Go Hotel Maumere, Sabtu (1/5/2021) pagi.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini pelaku UMKM bergantung pada penjualan secara online karena aktivitas fisik yang dibatasi.

“Kemkominfo mendukung agar para pelaku UMKM bisa memanfaatkan sarana ruang digital dengan benar agar bisa menjadi soko guru perekonomian bangsa,” sebutnya.

Philip Gobang, Staf Khusus Menkominfo, dalam sambutannya mengatakan bahwa, ada dua syarat penting yang perlu diperhatikan bagi para pelaku UMKM untuk masuk ke pasar digital, terutama untuk yang memperkenalkan produk-produk kriya, wastra, dan sebagainya. Yang pertama, harus selalu memastikan kualitas produk adalah produk terbaik dan yang kedua adalah mengenai ketersediaan produk.

“Sediakan barang dalam jumlah banyak, standar terjamin, dan ketersediaan barang yang cukup. Itulah yang menjamin keberlangsungan dari kehidupan UMKM”, ungkap Philip.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, ia mengingatkan masyarakat untuk mencintai produk-produk Indonesia, dan juga meningkatkan kreativitas dan inovasi agar produk-produk UMKM memiliki nilai tambah yang tinggi.

Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mengatakan bahwa untuk membangun perekonomian di Kabupaten Sikka menggunakan pendekatan yang disebut dengan program Bela Beli Sikka yang berguna untuk memberikan added value pada produk-produk UMKM.

“Target kami di 2022, kita akan keluarkan kebijakan trade off, jadi akan ada pembatasan barang masuk, dan pembatasan pengiriman barang antar pulau, bahkan ekspor. Sebagai contoh, kacang mede akan dikeluarkan 50% berupa gelondongan dan 50% berupa olahan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan untuk harus berani melakukan trade off, dan berani hentikan impor. Menurutnya yang membuat UMKM tidak berkembang salah satunya adalah impor yang berlebihan.

“Kita orang Indonesia mampu menyediakan kebutuhan kita sendiri,” tegasnya.

Hadir secara virtual, Odo RM Manuhutu juga menyampaikan jika peran Kemenkomarves dalam waktu dekat ini adalah akan meluncurkan stimulus BBI, yang mana jika sebuah UMKM memiliki produk artisan yang berkualitas maka akan diberikan diskon yang akan ditanggung oleh pemerintah.

“Ini bertujuan untuk meningkatkan permintaan terhadap produk-produk artisan dan di masa pandemi ini yang bisa dilihat paling berkembang adalah produk-produk artisan,” kata Odo.

Yuana Rochma Astuti menjelaskan, tahun ini untuk program destinasi pariwisata prioritas khususnya di Nusa Tenggara tujuannya adalah agar bisa bersinergi supaya kampanye Gernas BBI ini bisa saling menguntungkan antara Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan UMKM setempat.

“Ekosistem pariwisata itu tidak akan terlepas dari ekonomi kreatifnya, sehingga ketika pengunjung datang ke sebuah destinasi wisata pastinya menginginkan produk-produk khas apa yang menjadi kebanggaannya,” jelas Yuana.

Danny Januar juga mengatakan jika kehadiran infrastruktur komunikasi banyak memberikan dampak positif dan meningkatkan produktivitas, salah satunya adalah dengan adanya Gernas BBI.

“Selain infrastruktur kami juga mendorong dari yang namanya ekosistem digital, hal ini guna memastikan atau mendorong agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Pendekatan yang dilakukan adalah harus adanya elemen device, network, application dan capacity building,” ungkap Danny.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Biaya Logistik Jadi Tantangan

Pada kesempatan yang sama Victoria Simanungkalit Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian KUKM juga menegaskan bahwa saat ini logistik masih menjadi tantangan, harga produk dapat menjadi mahal karena biaya logistik yang masih terlalu tinggi. Untuk itu, ia mengatakan jika Kementerian Koperasi dan UKM sedang menyusun Permen mengenai bagaimana memberikan kemudahan kepada UMKM.

Selain itu, pemerintah juga sedang mendorong kewirausahaan UMKM melalui pendekatan inkubasi. Karena menurutnya tidak cukup jika hanya melakukan pelatihan dan pengulangan-pengulangan yang begitu saja.

“Inkubatornya memang saat ini masih fokus dengan perguruan tinggi, tetapi juga kami ingin mengembangkan inkubator yang berbasis komunitas,” jelasnya.

Mengenai masalah kesiapan para pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi finansial, Daniel Agus Prasetyo mengatakan bahwa Bank Indonesia menyediakan kanal pembayaran melalui dompet digital dan juga QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang penggunaannya mudah.

“Tentu saja di masa digital ini semua harus cepat dan efisien. Kami mengistilahkannya dengan CEMUMUAH yaitu cepat, mudah, murah, aman, dan handal,” ujar Daniel.

Dari segi komunikasi, Kuncoro Wastuwibowo menyampaikan bahwa Telkom Indonesia telah menyiapkan program-program pembinaan, pelatihan, konsultasi, dan dukungan pembiayaan yang bekerja sama dengan bank pemerintah.

“Sudah kita buktikan bahwa teman-teman yang mengikuti pelatihan sudah bisa memasarkan produknya secara lebih baik melalui berbagai marketplace,” jelasnya.

Selain itu, sejak tahun lalu Telkom Indonesia juga memulai PaDi (Pasar Digital) UMKM yang berguna untuk memanfaatkan kapabilitas untuk menyerap anggaran secara tercatat dan terkendali untuk dibelanjakan produk UMKM.

Acara tersebut juga menghadirkan para pembicara dari marketplace dan juga payment gateway meliputi Shopee, Tokopedia, LaDaRa, Blibli, Bukalapak, DANA, dan OVO yang membahas tentang program dan dukungan kepada UMKM agar siap terjun ke pasar online.

Pantauan media Liputan6.com, hadir dalam kegiatan Gernas BBI sesi tatap muka, hadir narasumber Fransiskus Roberto Diogo (Bupati Sikka), Septriana Tangkary (Direktur IKPM Kemkominfo), Philip Gobang (Staf Khusus Menkominfo), Victoria Simanungkalit (Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian KUKM), Maria Cahyani Idong (Ketua Dekranasda Sikka).

Kemudian, Kuncoro Wastuwibowo (Synergy Project Leader Telkom Indonesia), Daniel Agus Prasetyo (Deputi Kepala Perwakilan BI NTT), Zhafira dan Nabila (Tokopedia), Bramantya Eka (Blibli), dan Dandy (LaDaRa) dan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Sikka.

Sementara itu, hadir secara online Odo RM Manuhutu (Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves), Yuana Rochma Astuti (Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf), Danny Januar (Direktur Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI), Hilmi Adrianto (Government Relation Tokopedia), Reancy Triashari (DANA), Radityo Triatmojo (Shopee), Prita Widya Oktavianti (Public Affairs OVO), dan Lusiana Dita (Bukalapak).