Sukses

Kisah Perjuangan Ibu Guru Nona Tetap Mendidik Siswa di Tengah Pandemi di Manado

Melalui program mengajar di RRI Manado itu, dia berharap, bisa menjangkau para peserta didik yang berada di pinggiran kota atau yang tidak terjangkau internet.

Liputan6.com, Manado - Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hardiknas tahun 2021 ini merupakan yang kedua kalinya diperingati di saat pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk di Kota Manado, Sulut. 

Berbagai sendi kehidupan terdampak, termasuk sektor pendidikan. Para guru punya cerita sendiri menghadapi pandemi ini, bagaimana mereka mengajar para peserta didik. Seperti yang dituturkan seorang guru dari Manado, Sulut.

Neltje Youke Leleran, SPd, adalah guru kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 36 Manado. Nona, sapaan akrabnya, sudah belasan tahun mengabdi sebagai pendidik. Ia juga tercatat pernah meraih sejumlah prestasi.

“Dihitung dari honor sejak tahun 2004, sudah 17 tahun saya mengabdi. Tahun 2014 diangkat menjadi PNS lewat tes honor kategori 2 atau honorer daerah,” ujar Nona yang pendidikan terakhirnya Strata 1 (S1) ini.

Sejumlah pengabdian dan prestasi diraih Nona selama belasan tahun mengabdi sebagai pendidik. Ia pernah mendampingi dan melatih siswa dalam kegiatan baca puisi, bintang vokalia, pidato, pantomim, dalam even Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

“Kami mendapat juara pertama di tingkat kecamatan, dan masuk tiga besar tingkat Kota Manado,” ujarnya.

Tak hanya tingkat Kota Manado, dia juga pernah membawa para siswanya mengikuti lomba baca puisi tingkat Provinsi Sulut dalam rangka Bulan Bahasa. Mereka berhasil meraih peringkat ketiga.

Beberapa prestasi lainnya adalah mengisi acara baca puisi ciptaan sendiri dengan judul Perjuangan di Tengah Pandemi dalam rangka Hari Guru Nasional disiarkan secara live oleh RRI Manado. Selain itu juga mendampingi siswa dalam kegiatan lomba mata pelajaran IPA dan Matematika tingkat Kota Manado.

“Saya juga pernah mengikuti lomba Guru Berprestasi. Semua ini membutuhkan kesabaran dan pengorbanan serta mendisiplinkan diri secara total,” kata ucap Ibu Guru Nona.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Keberhasilan Guru

Selama bertahun-tahun mengabdi sebagai guru, bagi Nona, hal yang paling berkesan adalah ketika upaya yang diperjuangkan berbuah manis melihat keberhasilan anak didik.

“Hal ini menjadi kebanggaan bagi kami sebagai guru,” ujarnya.

Pandemi yang mulai melanda Indonesia sejak Maret 2020 silam, menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan pendidik. Apalagi pemerintah mengeluarkan kebijakan agar pembelajaran dilakukan secara online, dan tidak boleh tatap muka secara langsung.

 “Pembelajaran online atau daring ini tidak maksimal dalam mengukur kemampuan siswa menerima pelajaran yang diberikan,” ujarnya.

Hal lainnya adalah kondisi ekonomi dan keuangan para siswa yang berbeda, dan terkait erat dengan fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran daring. Misalnya ponsel yang layak, serta jaringan internet dan kuota.

“Ada murid yang tidak memiliki handphone sendiri, harus berbagi dengan orang tua. Belum lagi kendala jaringan dan kuota internet,” paparnya.

Di tengah berbagai kendala yang dialami, Nona tetap optimis profesi guru punya peran besar dalam mendidik anak bangsa. Karena itu berbagai kendala tersebut berupaya diatasi sehingga tujuan pembelajaran bisa sampai pada para peserta didik.

“Saya juga dipercayakan mengajar di Radio Republik Indonesia lewat Program Ibu Pertiwi Memanggil,” ujar wanita kelahiran Manado 12 Juni 1973 ini.

Melalui program mengajar di RRI Manado itu, dia berharap, bisa menjangkau para peserta didik yang berada di pinggiran kota atau yang tidak terjangkau internet.

“Tetap berupaya sebisa mungkin agar anak- anak di Manado mampu memahami setiap materi yang diberikan,” ujarnya memungkasi.