Sukses

Hii.. Serem, Tempat Karantina Pemudik Desa di Cirebon Bersisian dengan Kuburan

Berbagai upaya dilakukan pemerintah desa di Cirebon untuk mencegah adanya penularan covid-19 dari para perantau yang pulang kampung

Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah persiapan dilakukan pemerintah desa di Cirebon menghalau pemudik pulang ke kampung halaman.

Seperti yang telah disiapkan oleh pemerintah Desa Kemlaka Gede Kecamatan Tengah Tanu Kabupaten Cirebon. Mereka sudah menyiapkan tempat isolasi bagi pemudik yang nekat pulang kampung ke desanya.

"Sesuai kebijakan negara dan keinginan pemerintah baik daerah maupun provinsi hingga pusat. Kami sudah siapkan tempat karantina bagi warga kami yang ketahuan nekat mudik," kata Kepala Desa Kemlaka Gede Kabupaten Cirebon Rusli, Sabtu (1/5/2021).

Rusli menyebutkan, ada dua tempat isolasi yakni di kantor desa dan Pondok Bersalin Desa (Polindes). Sesuai ketentuan, karantina warga perantauan selama lima hari.

Pantauan di lokasi, tempat karantina yang disediakan pemerintah desa tersebut cukup strategis. Namun, Polindes yang menjadi tempat karantina lokasinya berada di samping pemakaman umum desa.

Menurut dia, dua tempat tersebut memenuhi kriteria untuk warga yang pulang kampung di karantina. Pemerintah desa juga memberikan fasilitas yang cukup seperti kasur hingga kamar mandi.

"Termasuk tim satgas covid kami persiapkan. Tempat karantina juga masih di wilayah ramai ga di tempat sepi. Mungkin dianggap angker karena samping makam saja," kata dia.

Namun demikian, Rusli menekankan karantina untuk warga perantau yang pulang kampung ke desanya menjadi jalan akhir. Rusli mengaku menggunakan cara lain untuk menahan warga perantauan dari desanya pulang kampung.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Santunan Anak Yatim

Rusli optimis warga desanya yang merantau tidak ada yang pulang kampung. Tercatat desa tersebut ada 1.670 kepala keluarga (KK).

Sebagian besar warga desa Kemlaka Gede adalah petani, buruh dan pedagang. Rusli menyebutkan, sekitar 4.500 jiwa tercatat sebagai warga Desa Kemlaka Gede.

Dari jumlah tersebut, sekitar 500 warganya memilih merantau ke luar desa. Dia mengaku terus berkomunikasi dengan warga perantau maupun keluarga yang di desa agar tidak dulu pulang kampung karena covid-19.

"Pemberitahuan lewat spanduk sudah tapi belakangan spanduknya hilang tidak tahu siapa yang ambil. Saya komunikasi sama warga yang ada di rantau agar tidak mudik dulu karena ada resiko yang besar akan terjadi pada warga desa. Alhamdulillah mereka mengerti dan mudah-mudahan tidak ada yang mudik," kata Rusli.

Pemerintah Desa Kemlaka Gede pada Ramadan ini menggelar acara buka bersama dengan anak yatim di desanya. Rusli menyebutkan, 50 anak yatim ikut acara buka puasa bersama sekaligus mendapat santunan dan paket sembako dari pemerintah desa.

"Ini kegiatan pertama pemerintah desa sejak kepemimpinan saya sebagai kepala desa. Mudah-mudahan kegiatan serupa terus digelar tidak hanya saat momen ramadan saja," Rusli berharap.Â