Liputan6.com, Tapanuli Selatan Dalam rangka percepatan penanganan darurat bencana tanah longsor, Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, terhitung 30 April sampai 13 Mei 2021.
Adapun SK tersebut dikeluarkan dengan nomor 362-2857-2021. Dalam hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan telah mendirikan posko bersama tim gabungan lainnya di Kecamatan Marancar.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan, adapun upaya pencarian dan pertolongan korban lainnya serta pembersihan jalan dari material longsoran masih terus dilakukan menggunakan alat berat dan peralatan seadanya.
Advertisement
Baca Juga
"Berdasarkan laporan di lapangan, tim gabungan masih melakukan giat operasi pencarian dan pembersihan. Beberapa kendala, baik dari keterbatasan alat, kondisi cuaca, kondisi akses dan medan yang berat, masih mewarnai upaya pencarian korban lainnya," kata Raditya, Selasa (4/5/2021).
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah hadir untuk terus melakukan pendampingan terkait posko tanggap darurat, melakukan rapat koordinasi dan evaluasi penanganan darurat setiap hari.
"Serta memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga yang tinggal di daerah rawan longsor," sebut Raditya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kembali Temukan Korban
Pada Senin, 3 Mei 2021, tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban longsor yang terjadi di areal proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan, Hotmatua Rambe mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB dalam keadaan utuh.
"Mayat ditemukan dalam kondisi utuh di pondok batas Lingkungan I Desa Rianiate, Kecamatan Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan," kata Hotmatua.
Dijelaskannya, dalam satu hari kemarin, tim SAR gabungan sudah menemukan 4 orang dalam keadaan meninggal dunia, dan sudah berhasil dievakuasi. Jenazah pertama ditemukan pukul 02.30 WIB diduga anak laki-laki.
Sedangkan, pukul 03.00 WIB jenazah laki-laki yang ditemukan tersangkut di sebuah batang pohon sawit pada aliran Sungai Batang Toru. Kedua jenazah itu ditemukan di Partupangan, Desa Muara Hutaraja, Kecamatan Muara Batang Toru.
Advertisement
Dievakuasi ke Rumah Sakit
Jarak mayat pertama dan kedua kira-kira 2 Kilometer dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Sipirok Kemudian pukul 09.00 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan satu jenazah setelah melakukan penyisiran di areal tanah longsor yang berada di wilayah Simatutung. Jenazah tersebut belum diketahui jenis kelamin dan identitasnya.
"Di situ (Simatutung) ada ditemukan satu mayat lagi, laporan dari masyarakat," ujar Hotmatua.
Total, hingga kini sudah 9 orang telah ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia. Dari informasi yang diperoleh, korban keseluruhan atas peristiwa longsor diperkiran sebanyak 13 orang.
"Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban yang dinyatakan hilang," sebut Hotmatua.
Longsor Terjadi saat Hujan
Peristiwa tanah longsor terjadi Kamis, 29 April 2021. Saat itu terjadi hujan deras di Tapanuli Selatan, sehingga menyebabkan terjadinya longsor di kawasan proyek PLTA Batang Toru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, sekitar pukul 18.30 WIB‎.
Sebanyak 13 orang yang dikabarkan tertimbun longsor adalah Elmawati Waruwu (31) dan kedua anaknya, Jupiter Gulo (10) dan Risda Gulo (2). Ketiganya ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara identitas 10 korban lainnya, sebagian besar merupakan satu keluarga, yakni Anius waruwu 60 dan istrinya, Yasmani Halawa (50), yang merupakan orang tua Elmawati. Kemudian tiga anak Elmawati lainnya, Novita Gulo (8), Sultan Fahri (6) dan Rio (4).
Selanjutnya Nursofiah (12) dan Sadarman Kristian (14). Serta tiga karyawan Shinohydro, Mister Long (WNA China), Dolan Sitompul, dan Doly Sitompul.
Advertisement