Sukses

Mengenal Talas Jumbo 'Pratama' dari Garut, Mahakarya 3 Ilmuwan Tanah Air

Selain rasanya yang terbilang legit dan empuk, talas Pratama memiliki ukuran yang super jumbo dengan berat mencapai 8 kilogram per tanaman, sementara talas lain hanya 1,5-2 kg per tanaman.

Liputan6.com, Garut - Talas (Colocasia esculenta) jumbo "Pratama" dari Garut, Jawa Barat, namanya mulai naik daun. Ukurannya yang super besar dibanding talas Bogor sekalipun, menjadikan salah satu tanaman umbi-umbian ini mulai dilirik investor.

Koordinator Petani Talas Pratama Kabupaten Garut Jejen Jainuddin (32) mengatakan, sejak pertama kali ditanam di bumi pangirutan Garut beberapa waktu lalu, kilau talas Pratama, langsung mencuri perhatian petani.

"Talas ini memang beda, selain rasanya yang lebih pulen (legit), juga ukurannya super besar," kata dia, Kamis (6/5/2021).

Warga Sampireun Kecamatan Samarang ini mengatakan, tanaman ini merupakan hasil kolaborasi dari tiga ilmuwan pangan Tanah Air, talas Pratama langsung menjadi buah bibir petani Garut.

"Tanamnya juga mudah, pokoknya mulai lahan dengan ketinggian 200–1.500 mdpl, tanaman ini bisa tumbuh subur," kata dia.

Selain rasanya yang terbilang legit dan empuk, talas Pratama memiliki ukuran yang berbeda dibanding talas lainnya terutama di Jawa Barat. Jejen membandingkan, rata-rata bobot talas Pratama bisa mencapai 8 kilogram dari satu tumbuhan, sementara talas lainnya hanya berkisar 1,5-2 kilogram per pohon.

"Jelas ini sebuah keuntungan tersendiri, sehingga memberikan banyak manfaat bagi petani," kata dia.

Tak ayal sejak pertama kali tanam di bumi Parahyangan Garut, saat ini talas Pratama selalu menjadi buruan warga, terutama bagi mereka penyuka tanaman umbi-umbian.

"Kami juga sudah mengirimkan bibit talas Pratama ke Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan," kata dia.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Terus Berkembang

Selain di kabupaten Sumedang yang sudah lebih dulu berkembang, beberapa kecamatan sebut saja Karangpawitan, Pasirwangi, Bayongbong, dan Samarang yang menjadi binaan Jejen, mulai menunjukkan hasil.

"Selain di wilayah binaan kami, sudah ada sekitar 25 ribu tanaman talas Pratama yang tersebar di kecamatan Cibalong, Cisompet, Pakeunjeng, hingga Pameungpeuk," kata dia.

Ia berharap dengan semakin luasnya tanaman Talas Pratama di Garut, potensi dan produksi talas Pratama semakin meningkat sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

"Bisa dihitung sendiri jika satu pohon bisa 8 kilo, kalikan saja berapa ratus atau berapa ribu petani tanam, sangat besar sekali produksinya,” kata dia.

Soal harga jual, ujar dia, ada beberapa grade buah talas yang biasa diterima pengepul atau pedagang talas yakni grade C atau afkiran, dengan kondisi buah talas ada bintik setelah terkena penyakit ulat tanah, rata-rata harganya Rp2.500-3.000 per kg. "Yang afkir saja masih bagus harganya," kata dia.

Kemudian grade B dengan berat di bawah 2 kilogram, tetapi minim bintik atau bekas hama ulat dihargai Rp5-6 ribu per kilogram, serta grade A dengan berat di atas 2 kilogram dengan kondisi buah bersih dihargai Rp8-9 ribu per kilogram.

"Namun sekarang rata-rata di angka Rp7.500 per kilo karena beberapa pasar di Jakarta belum menerima lagi akibat pembatasan sehingga produksi melimpah," kata dia.

Selain dijual bebas di pasaran, sebagian besar talas Pratama dipasarkan di beberapa pasar modern seperti supermarket dan beberapa hypermarket dengan pangsa pasar kelas menengah ke atas.

"Kalau di supermarket biasanya dijual Rp15 ribu per kilogram," kata dia.