Liputan6.com, Pekanbaru - Jalan lintas Bangkinang, Kabupaten Kampar-Pangkalan, Sumatera Barat, pada hari pertama pemberlakuan larangan mudik lebaran terlihat sepi. Hanya ada beberapa kendaraan melintas di pos penyekatan Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar.
Pantauan di lokasi, kendaraan yang melintas didominasi truk pengangkut material bangunan dan kendaraan makanan atau sembako. Sementara kendaraan angkutan penumpang tidak terlihat melintas di lokasi.
Advertisement
Baca Juga
Ada juga sejumlah kendaraan pribadi melintas di pos penyekatan larangan mudik itu. Penumpangnya mengaku sebagai anggota DPRD dari Kabupaten Siak dan mengaku baru pulang tugas dari Sumatera Barat.
Pos penyekatan ini sempat dikunjungi Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi dan Gubernur Riau Syamsuar. Agung bersama Syamsuar sempat berbincang-bincang dengan sopir pengangkut tiang beton.
Kepada sopir, Agung sempat menanyakan dari mana dan tujuannya ke mana. Agung menyebut truk pembawa material bangunan termasuk yang boleh melakukan perjalanan selama larangan mudik lebaran.
Namun, sopir harus memperlihatkan surat bebas Covid-19 atau hasil rapid antigen kepada penjaga di pos penyekatan.
Menurut Agung, pelarangan mudik lebaran ini sebagai langkah pemerintah menekan penyebaran Covid-19 di Riau. Masyarakat diminta kerja sama selama peniadaan mudik ini untuk keselamatan bersama.
Di lokasi, ada satu pengendara pembawa sembako yang diminta putar balik ke Sumatera Barat oleh petugas. Hal ini karena sang sopir tidak membawa surat bebas Covid-19.
Namun, Agung meminta sopir tadi tidak perlu putar balik. Dia cukup melakukan tes rapid antigen di posko kesehatan yang sudah disediakan Polda Riau dan pemerintah daerah.
"Gak usah putar balik, tes rapid antigen di sini, ada posko, nanti ke sana ya," ucap Agung kepada sopir tadi.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Kerja Sama Masyarakat
Terkait sepinya jalanan di jalan lintas Riau-Sumbar ini, Agung menyebut sebagai bukti masyarakat mau bekerja sama dan memahami kebijakan peniadaan mudik lebaran.
"Ini berkat sosialisasi terus menerus di media ataupun media sosial," kata Agung.
Agung menyatakan 54 pos penyekatan, baik itu antar kabupaten atau perbatasan provinsi sudah aktif. Masyarakat diharap tidak melintas untuk mudik ke kampung halaman.
"Sudah ada yang diminta putar balik, kalau data keseluruhan yang diminta putar balik masih dihitung di pos masing-masing," kata Agung.
Tidak hanya jalanan besar, jalan tikus yang biasanya menjadi celah bagi masyarakat juga ditutup polisi. Agung sudah memerintahkan anggotanya untuk menyekat semua akses dari provinsi lain ke Riau.
Advertisement