Sukses

KILAS NUSANTARA: Klaster Covid-19 Panti Asuhan hingga ART Dipaksa Makan Kotoran Kucing

Berikut berita-berita dari berbagai daerah yang dirangkum Liputan6.com dalam Kilas Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengungkapkan, klaster Covid-19 muncul di panti asuhan asuhan di Pedukuhan Kriyanan, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebanyak 10 orang terkonfirmasi positif Covid-19 hasil tes PCR, dua positif rapid antigen, dan puluhan lainnya masih menunggu menjalani tes PCR. Baning mengatakan, pihaknya langsung mengambul isolasi di lokasi panti asuhan kepada mereka yang terkonfirmasi Covid-19.

Baning menjelaskan, awalnya beberapa orang di panti asuhan yang dihuni anak usia 16-20 tahun itu merasakan demam, kehilangan indera penciuman atau anosmia dan indera pengecap. Dari 11 anak yang menjalani tes swab, 10 orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Pihak gugus tugas kini focus melakukan tracing kontak erat untuk meminimalisasi penyebaran virus.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Viral Video Anak Diduga Dorong Ibunya hingga Terjatuh

Sebuah video yang berisi adegan seorang anak mendorong wanita yang diduga ibunya sendiri viral di media sosial. Video rekaman itu menjadi viral usai diunggah pemilik akun Instagram @repostwonogiri, Minggu (9/5/2021). Dalam video singkat itu ada keterangan, “Ngendi Ono Anak Wani Marang wongtuo... hemmmm.... Ampun di tiru njih, Surgane anak Iku ono Wongtuo” (Dimana ada anak berani dengan orangtua. Tolong jangan ditiru, surganya anak itu ada di orangtua).

Dari hasil penelusuran, kuat dugaan video tersebut teradi di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Pucung Ashari mengatakan, pihaknya masih melakukan klarifikasi dengan mendatangi rumah yang bersangkutan dibantu pihak kepolisian.

 

 

 

3 dari 3 halaman

ART di Surabaya Dipaksa Makan Kotoran Kucing

Malang nian nasib EAS (45), seorang pembantu rumah tangga di Surabaya. Dirinya menjadi korban kekerasan majikannya, bahkan tidak diberi upah dan dipaksa makan kotoran kucing. Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, korban saat ini tengah dirawat secara intensif atas luka fisik yang dialami. Tak hanya mengobati luka fisik, Pemkot Surabaya juga akan melakukan perawatan intensif terhadap psikologis korban EAS, termasuk psikologis anak korban.

Armuji juga meminta Polrestabes Surabaya mau turun tangan dan mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga EAS. Informasi yang didapat, majikan EAS sudah diperiksa pihak kepolisian. Jika sudah sembuh total EAS baru akan dilibatkan dalam pemeriksaan majikannya.