Sukses

Tragedi Perahu Terbalik, Ganjar Ancam Cabut Izin Wisata Waduk Kedungombo

Selain melebihi kapasitas, para penumpang perahu yang terbalik di Waduk Kedungombo itu juga tidak dibekali life vest atau rompi pelampung

Liputan6.com, Boyolali - Proses pencarian korban perahu terbalik di Waduk Kedungombo, Kemusu, Boyolali masih dilakukan dan melibatkan ratusan relawan.

Tim yang melakukan pencarian dengan cara memancing dan penjangkaran di kedalaman 20 meter. Dari pencarian, Minggu (16/5/2021) kembali menemukan satu korban. Hingga saat ini, tujuh dari korban hilang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kapal karet, saat ini telah memperluas pencarian hingga di radius 20 meter dari titik awal kapal tenggelam.

Banyaknya korban tewas di Kedungombo, menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar, menyesalkan terjadinya tragedi perahu terbalik di objek wisata Waduk Kedungombo Boyolali.

"Sekarang masih dalam operasi pencarian. Tadi malam laporannya, operasi SAR masih kita lakukan karena informasinya masih ada tiga yang belum ketemu. Saya minta untuk terus dilakukan pencarian," kata Ganjar di Semarang, Minggu (16/5/2021).

Menurut dia, kecelakakan ini harus menjadi pelajaran. Dia meminta seluruh bupati/wali kota tidak ragu untuk menutup destinasi wisata yang tidak bisa dikontrol, baik sisi pengunjung maupun keselamatannya. Sebab, kejadian di Kedungombo sangatlah fatal.

"Ketika perahu belum berangkat, itu sudah melebihi kapasitas. Mereka juga tidak dibekali jaket keselamatan. Saya minta pengelola harus bertanggung jawab, kalau perlu izinnya direview atau kalau perlu izinnya dicabut," tegasnya.

Karena selain melebihi kapasitas, para penumpang perahu yang terbalik itu juga tidak dibekali life vest atau rompi pelampung saat menaiki kapal itu.

"Itu kan sangat berbahaya. Jelas SOP nya pasti diabaikan oleh mereka," dia menegaskan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Keselamatan Wisatawan dan Prokes di Objek Wisata

Ganjar mengingatkan pada seluruh pengelola pariwisata agar hal itu menjadi perhatian. Tantangan mereka saat ini, selain mengendalikan jumlah pengunjung, faktor yang tak boleh diabaikan adalah keselamatan.

"Maka seperti yang berkali-kali saya ingatkan, kira-kira bisa mengelola tidak? kalau tidak bisa dikontrol, tutup saja," ucapnya.

Selain kejadian tragis Kedungombo, Ganjar juga menyoroti terkait ramainya sejumlah destinasi wisata di Jateng. Beberapa laporan yang sudah masuk lanju dia, keramaian pengunjung terjadi di obyek wisata Dieng dan juga Tawangmangu.

Selain itu, di beberapa destinasi lain juga keramaian terjadi. Tak hanya di Jawa Tengah, keramaian pengunjung juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

"Saya minta SOP ditaati, pembatasan pengunjung harus dilakukan. Petugas harus sering patroli untuk terus mengingatkan. Bupati/Wali Kota ndak usah ragu menutup kalau itu tak ditaati. Daerah lain juga sama, kerumunan banyak dan itu membahayakan. Kita harus menjaga semuanya, kalau tidak maka akan sulit untuk mengembalikan kondisi seperti semula," ucap dia.

Wakil Bupati Grobogan dr Bambang Pujiyanto, yang ikut ke lokasi pencarian mengungkapkan wisata air harus mengedepankan safety bagi penumpang karena keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.

"Pihak pengelola harus bertanggung jawab terkait sarana dan prasana yg dipakai," kata Bambang.