Sukses

Tepis Cap Radikal, Wagub Uu Pimpin Ratusan Santri Nyanyikan Indonesia Raya

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memimpin ratusan santri yang ikut jambore mengumandangkan Indonesia di Pantai Pangandaran.

Liputan6.com, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memimpin ratusan santri yang ikut jambore mengumandangkan Indonesia di Pantai Pangandaran.

"Sekarang ini banyak yang mengidentikkan mereka yang memiliki wawasan kebangsaan itu anti Islam. Begitu pula mereka yang menjalankan kehidupan secara Islami justru dituduh radikal. Padahal para ulama kita dulu adalah mereka yang menjalankan kehidupan secara Islam yang kaffah dan memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi, ini jangan dibenturkan,” kata Uu Ruzhanul Ulum,  Minggu (23/5/2021).

Uu menyatakan, mereka yang dicap radikal ini selalu ke arah Islam padahal kelompok lain yang berbuat sesuka hati pun seharusnya dicap radikal.

“Jadi harus kita luruskan bahwa Islam itu tidak radikal bahkan Nabi Muhammad pun berpesan untuk menyampaikan dakwah secara lemah lembut,” katanya.

Uu menyatakan, wawasan kebangsaan dan Islam ini adalah sejalan dan memang harus sejalan. “Terlebih sebelum dijalankannya proklamasi, Bung Karno meminta saran para ulama terlebih dahulu. Jadi mana mungkin Islam tidak sejalan dengan Pancasila,” katanya.

Meski demikian, kata Uu banyak pihak yang mencoba membenturkan Pancasila dengan Islam. Padahal Pancasila keseluruhannya diambil atas dasar musyawarah para ulama-ulama terdahulu dan dicurahkan dalam Piagam Jakarta, “Bahkan semua sila dalam Pancasila ada hadits maupun ayat Alquran yang menjelaskannya,” ucapnya.

Uu pun ber‎pesan pada para santri yang mengikuti Jambore Santri di Pangandaran tersebut untuk bisa menyampaikan wawasan kebangsaan kepada santri lainnya. Baik itu teman maupun murid langsung, santri-santri dengan ilmu bersanad jelas ini.

“Mereka harus mampu menjelaskan bahwa Pancasila dan Islam itu sejalan. Contoh misalnya, Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah ajaran tauhid. Lalu Kemanusiaan yang Adil ‎dan Beradab, itu diajarkan Nabi Muhammad saw semisal dalam penaklukan Kota Mekkah (Futhul Makkah) dan bagaimana adab yang baik dijalankan,” ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Demokrasi Sebenarnya

Sedangkan untuk Persatuan Indonesia, sudah jelas seperti ayat Alquran surat Al Hujurat 10, sesungguhnya orang beriman itu bersaudara dan untuk yang berbeda agama maka ada istilah tasamuh atau kemudahan. “Meski berbeda agama namun tak ada paksaan dalam Islam,” ucapnya.

Begitupun mengenai sila ke empat yaitu mengenai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam ‎Permusyawaratan Perwakilan.

“Inilah demokrasi yang sebenarnya dalam Islam, yaitu musyawarah yang menjunjung mufakat. Lalu untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, ini adalah tentang berlaku adil,” katanya.