Sukses

Tangisan Anakan Beruang Madu Ditinggal Induknya di Kawasan Konservasi di Sumsel

Perusahaan mitra APP Sinar Mas, PT SBA WI, menyerahkan anakan beruang madu yang ditemukan di kawasan konservasi di dekat areal konsesi perusahaan di Kabupaten OKI Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Bentangan hutan yang masih asri dan menjadi kawasan konservasi satwa-satwa dilindungi, masih terjaga di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Seperti kawasan konservasi di Distrik Lebong Hitam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel, banyak satwa dilindungi yang hidup dan berkembangbiak secara alami.

Namun pada hari Rabu (2/6/2021), saat tim PT Sebangun Bumi Andalas Wood Industries (PT SBA WI) yang berpatroli di kawasan konservasi di dekat areal konsesinya, mendengar adanya suara tangisan hewan.

Koordinator Konservasi PT SBA WI Muhammad Fauzan mengatakan, saat ditelusuri di sumber suara, tim patroli perusahaan mitra APP Sinar Mas tersebut, menemukan ada anakan beruang madu yang sedang meraung.

Kondisi tubuhnya yang lemas dan sendirian, diduga karena anakan beruang madu tersebut ditinggal oleh indukannya di kawasan konservasi di Sumsel.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Menanti Indukan Beruang Madu

Tim patroli PT SBA WI tersebut langsung memantau dari kejauhan, untuk memastikan apakah indukannya akan kembali.

“Kita melihat kondisi di sana dan waspada, jadi kita tunggu hingga 3 jam lamanya. Tapi indukan beruang madu itu tak kunjung mendekati anakannya,” ucapnya, di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Rabu (16/6/2021).

Karena tidak terlihat keberadaan indukannya, tim patroli PT SBA WI langsung mengevakuasi anakan beruang madu tersebut ke pos patroli di Kabupaten OKI Sumsel.

Keesokan harinya, tim patroli kembali ke lokasi serupa dan membawa anakan beruang madu yang ditaksir berusia 4 bulan.

“Kita berharap agar indukannya kembali dan mengambil anaknya. Tapi setelah ditunggu-tunggu, tak kunjung muncul. Akhirnya kami bawa kembali dan dirawat selama dua minggu,” ungkapnya.

Selama dirawat, anakan beruang madu tersebut diberi susu dan pakan alami lainnya. Anakan beruang madu itu, juga sering dilepaskan di sekitar areal pos patroli, agar sifat alaminya masih terjaga.

 

3 dari 3 halaman

Diserahkan ke BKSDA Sumsel

Seperti saat siang hari, anakan beruang madu tersebut memilih tidur di atas pohon. Atau jelang sore hari, hewan mamalia tersebut akan mendekati pohon dan mencakar-cakar kukunya ke kulit pohon.

“Kita ingin perilaku alaminya masih terjaga. Jadi saat dibawa ke pos, tidak selalu kita kandangkan,” katanya.

Akhirnya pada hari Rabu (16/6/2021), tim PT SBA WI yang merupakan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dibantu oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel, menyerahkan anakan beruang madu itu ke BKSDA Sumsel.