Liputan6.com, Aceh - Setiap tempat memiliki kisah atau cerita hantunya masing-masing. Keanekaragaman kisah atau cerita hantu di setiap tempat itu mengikuti budaya masyarakat yang berkembang baik secara segmental maupun secara menyeluruh di daerah tersebut.
Husaini Isma'il dalam bukunya Buroeng: Suatu Analisis Historis Fenomenologis dan hubungannya dengan Animisme, Dinamisme, dan Hinduisme dalam Masyarakat Islam Aceh (1990), mengatakan bahwa asal-usul kisah atau cerita hantu berasal dari folklor lisan dengan pelbagai macam versi.
Advertisement
Baca Juga
Husaini Ismail dalam bukunya tersebut menyebut bahwa salah satu istilah hantu yang beredar di masyarakat Aceh, yaitu, buröng. Buröng digambarkan sebagai mayat hidup terbungkus kain kafan yang berjalan dengan cara melayang-layang beberapa sentimeter dari permukaan tanah.
Suara buröng itu dikenal dengan bunyi meu 'i-'i atau menangis tersedu sedan sesuai dengan suasana dan waktu ia berperan. Demikian terang Husaini Ismail, dikutip Liputan6.com dari jurnal berjudul Sihir dan Hantu di Kalangan Masyarakat Aceh (Studi terhadap Masyarakat Nisam Aceh Utara) yang ditulis oleh Safriadi (2019).
Simak video pilihan berikut ini:
Hantu Hutan Hingga Hantu Laut
Rusdi Sufi dkk dalam Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh (2004) menulis lebih lengkap mengenai jenis-jenis hantu khas Aceh. Jenisnya dibedakan berdasarkan tempat tinggal, keyakinan, dan wujudnya. Berikut hantu Aceh berdasarkan tempat tinggalnya:
1. Orang Bunian
Orang bunian adalah hantu yang tinggal di hutan. Lazimnya akan mengganggu siapa saja yang pergi ke hutan. Gejala orang yang diganggu oleh hantu jenis ini disebut meurampȏt atau ditempeli oleh makhluk halus. Biasanya, orang yang meurampȏt mengalami kurang enak badan serta harus dirajah atau meurajah ke orang pintar.
2. Baluem beudé atau Baluem Bili
Hantu ini diam di kuala (sungai) atau tepi pantai. Saat menampakkan diri, Baluem Bili akan terlihat menyerupai tikar yang berwarna merah laksana api di permukaan air. Hantu ini diyakini jadi penyebab beberapa kasus orang tenggelam.
3. Sane
Sane adalah hantu yang dipercaya menghuni rawa-rawa atau sungai yang airnya tidak mengalir dan tergenang. Sebagian masyarakat mengistilahkan Sane sebagai Môn Tuha atau sumur tua yang sudah tidak dipakai. Môn Tuha berada di hutan yang dianggap meujén atau dihuni oleh jin.
4. Ié Beuna
Ié Beuna merupakan hantu air laut atau hantu yang mendiami lautan. Ada yang percaya bahwa tsunami disebabkan oleh hantu ini sampai-sampai ada penulis di Aceh memakai istilah Ié Beuna untuk menukar istilah semong.
Advertisement
Hantu Pengganggu Anak Kecil dan Orang Tidur
Berdasarkan keyakinan, hantu di Aceh antara lain:
1. Buröng Tujöh
Buröng Tujöh diyakini sebagai hantu yang suka merecoki anak kecil. Apabila merasuki tubuh anak kecil, maka harus memanggil tengku menasah atau tokoh agama kampung setempat untuk merukiah agar hantu tersebut pergi.
2. Beunô
Beunô suka menganggu orang yang sedang tertidur terutama dalam kondisi telentang. Beunô akan menimpa tubuh korbannya sampai kesusahan bergerak serta bernapas. Peristiwa ini biasanya disertai dengan gejala seolah melihat sesosok hitam yang tengah menimpa atau berada di dekat tubuh orang tersebut.
Masyarakat Aceh menyebutnya dengan istilah diginton lé Beunô atau sebagian masyarakat di Indonesia mengenalnya sebagai ketindihan sementara dunia medis menyebutnya sebagai sleep paralysis atau kelumpuhan tidur.
Hantu-Hantu Aneh
Berdasarkan wujudnya, hantu di Aceh antara lain:
1. Tuluéung Dông
Hantu jenis ini berupa hantu tengkorak makanya diistilahkan sebagai Tuluéung Dông atau Tulang yang Berdiri. Kisah atau cerita pertemuan dengan hantu ini sebenarnya termasuk langka makanya cerita mengenai Tuluéung Dông kurang tersiar sehingga jarang diketahui oleh masyarakat ketimbang jenis hantu lainnya.
2. Jén Apui
Kendati namanya terkesan kuno, pengalaman bertemu dengan Jén Apui masih sering diceritakan sampai saat ini. Hantu jenis ini berbentuk bola api yang melayang serta menyala-nyala. Berbeda dari jenis hantu lainnya, Jén Apui cenderung bersifat agresif atau ganas.
Pengalaman bertemu dengan hantu satu ini kadang disisipi dengan cerita dikejar oleh hantu tersebut sampai lari terbirit-birit bahkan terkencing-kencing. Namun, terdapat juga cerita bahwa hantu tersebut didapati sedang melayang-layang seperti obor kecil di atas pematang sawah yang akan serta-merta menghilang ketika diikuti.
Advertisement
Sosok Kerdil yang Membesar
3. Geuntuet
Cerita tentang sosok hantu terakhir ini cukup fenomenal bahkan mudah sekali menemukannya di internet. Geuntuet diyakini sebagai hantu yang suka mengerjai anak kecil terutama pada waktu magrib. Anak tersebut akan diculik lalu di bawa ke atas pohon.
Beberapa cerita menyebut bahwa Geuntuet suka memakan bagian tubuh anak kecil yang diculiknya. Geunteut juga diceritakan sebagai sosok yang awalnya tampak kerdil, tetapi lama-kelamaan akan tampak semakin membesar sampai-sampai harus mendongakkan kepala untuk melihat bagian paling atas tubuhnya.
Sebenarnya, Aceh masih memiliki pelbagai kisah atau cerita hantu lainnya, yang berkembang sesuai zaman dan beberapa di antaranya diceritakan sebagai penunggu tempat-tempat angker seperti jembatan tua.
Misalnya, Halimah penunggu jembatan Seunapet, dan Emi Sasmita, penunggu sebuah jembatan di Meulaboh, yang awalnya merupakan korban pembunuhan yang dikabarkan telah meneror warga Meulaboh di awal-awal 1990.