Sukses

Cerita Misteri di Balik Tragedi Bunker Kaliadem Merapi

Gunung Merapi dikenal memiliki ceritanya sendiri yang telah dipercaya oleh masyarakat sekitar Merapi.

Liputan6.com, Yogyakarta- Gunung Merapi dikenal memiliki ceritanya sendiri yang telah dipercaya oleh masyarakat sekitar Merapi. Melalui channel Youtube Kisah Tanah Jawa, pembawa acara yang akrab disebut Om Hao menjelaskan bahwa Gunung Merapi Merupakan panglima dari gunung-gunung vulkanik, bahkan tidak hanya di Yogyakarta, namun juga seluruh gunung vulkanik yang ada di nusantara.

Ia menambahkan, hal tersebut karena Gunung Merapi memiliki ikatan yang erat dengan Keraton Kesultanan Yogyakarta dan keraton yang berada di selatan, tepatnya Keraton Kesultanan yang berada di Laut Kidul Yogyakarta. Om Hao juga menyampaikan bahwa peristiwa bencana yang menimpa Yogyakarta pada tahun 2006 merupakan sebuah peringatan bagi para warga Yogyakarta sendiri.

Ada sosok yang bernama Ki Juru Martani yang bertugas untuk membentengi dan menjaga area (gaib) Geger Boyo. Suatu ketika Ki Juru Martani pernah berkata bahwa ia akan berhenti menjaga area Geger Boyo tersebut jika area yang dijaga telah melupakan jati dirinya. Om Hao menekankan maksud dari Ki Juru Martani tersebut dengan istilah “wong jowo ilang jowone”.

Informasi dari Ki Juru Martani yang didapatkan oleh Om Hao tersebut memiliki tanda bahwa pada 2006, saat lahar panas menerjang hingga kota Yogyakarta merupakan suatu pertanda bagi generasi muda, bahwa mereka harus mulai mengingat dan melestarikan pakem-pakem budaya.

Melalui video tersebut, Tim Kisah Tanah Jawa saat berada di Kaliadem juga mengunjungi bunker Kaliadem. Di tempat itu terjadi peristiwa tragis yang menewaskan korban sebanyak dua orang relawan saat erupsi Merapi 2006.

Saat hendak memasuki bunker Kaliadem, lantas Om Hao membungkukkan sedikit badannya sebagai bentuk penghormatan kepada sang penunggu yang ada di dalam Bunker Kaliadem.

Melalui kacamata batin Om Hao, ia menyampaikan bahwa keadaan saat bencana erupsi Merapi 2006 yang menewaskan dua orang relawan tersebut sangat mengenaskan. Om Hao merasakan saat itu suhu di dalam bunker Kaliadem dapat menyentuh 500 hingga 700 derajat Celsius. Di saat yang bersamaan terdapat dua orang relawan di dalam bunker tersebut yang berada di dekat pintu dan di dalam kamar mandi.

 

 

 

 

 

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Penglihatan Spiritual

Melalui penglihatan spiritualnya, Om Hao melihat keadaan relawan yang berada di dekat pintu sangat mengenaskan, relawan mengalami luka bakar derajat IV yang sudah mencapai organ dalam. Ia juga menjelaskan bahwa saat proses evakuasi pun suhu di dalam bunker Kaliadem dapat menyentuh 80 sampai 130 derajat Celsius.

Om Hao lantas melepaskan topi saat menceritakan apa yang telah dilihat. Menurut pengakuannya, hal tersebut dilakukan karena terdapat sosok yang juga hadir saat Tim Kisah Tanah Jawa sedang melakukan rekaman di dalam bunker tersebut. Sosok tersebut adalah salah satu Abdi Kinasih dari Kanjeng Eyang Sunan Merapi yang ditugaskan untuk menjaga bunker Kaliadem.

Om Hao menyampaikan bahwa sosok yang ditugaskan oleh Keraton Gunung Merapi tersebut mengenakan sorban putih dan pakaian serba putih dan duduk seperti bertapa di atas batu vulkanik yang telah mengeras sisa material lahar panas saat terjadi erupsi Gunung Merapi 2006.

Kemudian ia juga menyampaikan bahwa keberadaan sosok tersebut bertujuan untuk menjaga area Kaliadem, khususnya bunker agar tidak terjadi peristiwa mengenaskan seperti pada tahun 2006.

Di dalam Bunker Kaliadem terdapat batuan yang telah mengeras sisa material vulkanik saat erupsi terjadi. Genta yang merupakan pembawa acara Kisah Tanah Jawa menyampaikan bahwa batu tersebut terlihat seperti sebuah singgahsana, yang mana hal tersebut dibenarkan oleh Om Hau.

Melalui penglihatan spiritualnya, Om Hao menyampaikan di situ lah Abdi Kinasih dari Kanjeng Eyang Sunan Merapi bertapa. Ternyata sosok tersebut tidak hanya bertapa, namun juga berzikir untuk mengharapkan keamanan bangsa dan negara.

(Nurul Fajri Kusumastuti)