Sukses

Tambah Jadi 62 Kasus, Bupati Heran Muncul Varian Delta di Kudus

Terbaru dari 34 sampel semuanya dinyatakan terpapar virus varian delta di Kudus

Liputan6.com, Kudus - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mencatat temuan varian COVID-19 India atau delta bertambah menjadi 62 kasus dari sebelumnya 28 kasus, setelah 34 sampel genome pasien corona diperiksa di laboratorium dan dinyatakan varian delta.

"Genome pasien COVID-19 yang diambil sebelumnya sebanyak 34 sampel dan hasilnya 28 sampel diantaranya dinyatakan terpapar virus varian delta, sedangkan terbaru dari 34 sampel semuanya dinyatakan terpapar virus varian delta," kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Jumat, dikutip Antara.

Ia mengungkapkan sampel awal sebanyak 28 sampel diambil dari Rumah Sakit Umum Daerah Loekmono Hadi Kudus, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mengambil 34 sampel lagi untuk diuji di laboratorium Whole Genome Sequencing (WGS) pada tanggal 20 Mei 2021.

Hanya saja, kata dia, Pemkab Kudus belum menerima data lengkap dari 34 spesimen COVID-19 yang diuji di laboratorium WGS tersebut.

"Jika sudah ada laporannya, kami bisa melakukan pelacakan terhadap pasien, pernah ke mana saja dan kontak dengan siapa saja," ujarnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bupati Heran

Ia mengaku heran kenapa ada varian delta di Kudus, mengingat jauh dari pelabuhan maupun bandara.

Apakah memang ada warga Kudus yang pernah kontak dengan saudaranya yang baru pulang dari India atau pernah melakukan pelayaran ke beberapa negara.

"Kudus dianggap sebagai 'tersangka' juga masih tanda tanya. Ini sebetulnya yang jadi tersangka terlebih dahulu siapa, apa memang Kudus yang melonjaknya lebih awal, sehingga tesnya diambil dulu, sedangkan daerah lain belum atau bagaimana?," ujarnya.

Meskipun demikian, kata dia, tidak perlu mempersoalkan hal itu, karena fokus utama saat ini upaya penanganan agar lebih maksimal, sehingga kasus COVID-19 bisa ditekan.