Sukses

Satu Keluarga di Banten Nekat Bongkar Makam Jenazah Covid-19, Kenapa?

Keanehan dan kecurigaan di alami keluarga almarhum Asiah (45). Hingga akhirnya mereka bersama warga, di Kampung Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, membongkar kembali makamnya.

Liputan6.com, Serang - Satu keluarga dibantu warga di Kampung Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten, mereka lantas membongkar kembali makam Asiah (45) yang sebelumnya terkonfirmasi positif Covid-19

Keluarga mengaku ragu dengan pengurusan jenazah yang dilakukan RSUD Banten.

Jenazah Asiah dimasukkan ke dalam peti mati layaknya pasien Covid-19, kemudian di makamkan. Saat peti dibuka, mereka kaget, tali pocongnya masih terikat erat.

"Tetap dimakamin di situ, cuma petinya dibuka aja. Dibuka lagi, dimandiin lagi, disholatin lagi, pihak keluarga cuma pingin sempurna. Tali pocong pun enggak dibuka," kata Roni, suami almarhum, Sabtu (26/06/2021).

Roni mengaku istrinya masuk ke RSUD Banten dengan keluhan darah tinggi, pada Kamis, 10 Juni 2021. Asiah meninggal pada Minggu, 20 Juni dan dimakamkan esok harinya, Senin, 21 Juni 2021.

Selama dirawat di RSUD Banten, keluarga tidak diperbolehkan menjenguk. Bahkan dalam surat kematiannya pun, tidak tertulis Asiah meninggal karena Covid-19.

Roni heran, jika istrinya negatif corona, namun keluarga tidak diperbolehkan menjenguk hingga mengurus jenazah secara langsung. Anehnya, jenazah diantar ke rumah duka hanya oleh sopir ambulans RSUD Banten. Warga yang memakamkan tidak diperbolehkan membuka peti mati.

"Dia dites covid, dokter bilang Alhamdulillah Ibu (almarhum) negatif hasilnya. Katanya enggak boleh diurusin di rumah, padahal pingin banget dibawa ke rumah. Katanya takut menular aja, padahal tesnya negatif," dia menerangkan.

Sebelum membongkar kembali jenazah, pihak keluarga mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua RT, RW, lurah, camat, polisi, hingga puskesmas. Semuanya pun memberikan izin kepada keluarga untuk melakukan pembongkaran makam.

Keluarga dan warga sadar, jika mereka mendapatkan keterangan tertulis kalau Asiah meninggal karena positif Covid-19, mereka tidak akan berani membongkar makam almarhum.

"Sakit darah tinggi. Pemakaman dari warga semua, pihak RS tanpa pengawalan, cuma supir sama saya. Kalau kena Covid, yang makamin juga bukan warga, dengan pengawalan ketat," ujarnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

RSUD Banten Klaim Sudah Sesuai Prokes Covid-19

Kemudian pihak RSUD Banten memastikan Asiah meninggal karena positif covid-19. Mereka memiliki hasil tes PCR dari Asiah.

Kemudian terkait pemakaman jenazah yang dilakukan oleh warga. Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho memastikan itu sudah aman dan sesuai prokes. Lantaran pemulasaran jenazah dilakukan di rumah sakit.

"Di prokes kan. Itu kan dipemulasarakan dengan peti jenazah, itu prokes. Itu sudah dipulasarakan di RS, sudah prokes. Itu kan sudah dipetikan, aman," kata Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho, melalui selulernya, Sabtu (26/06/2021).

3 dari 3 halaman

RSUD Banten Pastikan Almarhum Positif Covid-19

Danang memastikan Asiah meninggal dengan status positif Covid-19.

Berbeda dengan sertifikat kematian dari RSUD Banten bernomor 505/0212/IKFM/RSU Banten/VI/19/2021, nomor rekam medis 10.02.73, yang ditandatangani oleh dr Fathurrohim selalu kepala instalasi forensik dan medikolegal, yang menyatakan Asiah meninggal karena sakit. Namun tidak tertulis jelas sakit yang di deritanya.

Dalam surat tersebut tertulis kalau Asiah meninggal pada Minggu, 20 Juni 2021 pukul 15.00 Wib. Hingga Sabtu pagi, 26 Juni 2021, pukul 09.00 Wib, keluarga membongkar kembali makam almarhum.

"Hasil PCR nya juga ada, positif. Terus udah dimandikan, suaminya juga ikut, dimakamkan dengan prokes karena dia dari ICU," jelasnya.