Sukses

Cerita Raibnya Jenazah dalam Kafan yang Masih Bersih Setelah Dikubur 31 Tahun Lalu

Padahal ayah kandung Guru Besar Fakultas Hukum UMI Makassar itu dimakamkan sejak 23 April 1990.

Liputan6.com, Jeneponto - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassar, Prof Sufirman Rahman takjub dan kaget bukan kepalang saat menggali makan ayahnya, Rahman alias Galla Ramang pada Kamis (1/7/2021) di Kampung Bonia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto. Betapa tidak, kain kafan yang membungkus jasad ayahnya itu terlihat putih bak kapas namun jasad di dalamnya menghilang. 

"Memang ini diluar akal sehat ya. Bahwa ada seseorang meninggal, kemudian menghilang jazadnya," kata Sufirman kepada Luputan6.com, Senin (5/7/2021).

 

Sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya, Sufirman bersepakat dengan keluarganya untuk memindahkan makam ayahnya, ke pekuburan keluarga.  Keputusan itu diambil lantaran makam Galla Ramang yang berada di dekat kandang ternak dan saluran pembuangan limbah rumah tangga.

"Menurt kepercyaan kita itu, kalau ada najis di dekatnya itu tidak bagus buat mayat di alam kubur. Dan itu jadi alasan keluarga sepakat untuk memindahkan ke pekuburan keluarga," jelasnya.

Sufirman pun menyiapkan penggali kubur berpengalaman dan tiga orang tim medis untuk membantu merapikan jasad ayahnya yang dimakamkan sejak 23 April 1990 itu. Namun keajaiban kemudian terjadi usai makam Galla Ramang berhasil dibongkar.

"Sama sekali tidak ada apa-apa di dalam kafan. Padahal ini yang bongkar ini, memang ahlinya. Sudah 40 tahun menjadi penggali kubur dan sudah biasa membongkar makam," jelasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini

2 dari 2 halaman

Petugas Medis Heran

Tiga orang tim medis yang ikut serta dalam pembongkaran makam Galla Ramang juga ikut heran dengan kejadian tersebut. Pasalnya tak ada satupun anggota tubuh yang tersisa di dalam bungkusan kain kafan milik ayah kandung Prof Sufirman itu.

"Tim medis tiga orang kita persiapkan, untuk antisipasi tulangnya. Ini semua tim medis merasa heran krena tulang belulang tidak ada. Menurut pengalamannya, rambut manusia itu tidak di makan tanah. Ini jangan kan rambut, kain kafan saja masih utuh. Putihnya seperti kapas. Nanti berubah cokelat ketika terkena saluran air," Sufirman menceritakan.

Setelah memindahkan makam ayahnya, Sufirman pun langsung berkonsultasi dengan pemuka agama. Ia meminta pandangan para kiyai terkait raibnya jasad ayahnya itu dari dalam kubur.

"Setelah kita bongkar, kita konsultasi dengan kiyai dan menurutnya memang ada riwayat seseorang bisa hilang jasadnya," ucap dia.

Sufirman pun hanya bisa memasrahkan kejadian ini kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Menurut dia seluruh yang ada di muka bumi ini memang milik-Nya dan akan kembali pada-Nya. 

"Oleh karena itu, keluarga hanya bisa menyampaikan La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Allah Maha Kuasa," dia memungkasi.

Â