Liputan6.com, Bandung - Sedikitnya empat ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sejumlah rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai mengalami keterbatasan pasokan tabung oksigen. Hal ini membuat Pemerintah Kota Bandung menyiasati kekurangan tabung oksigen dengan meminta pemerintah pusat dan provinsi untuk mendorong industri-industri oksigen agar meningkatkan kapasitas produksinya.
Baca Juga
Advertisement
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengakui ketersediaan tabung oksigen kian berkurang seiring dengan meningkatnya kasus positif aktif Covid-19. Dalam catatan dia, terdapat sekurangnya empat rumah sakit di Kota Bandung yang fasilitas dan layanan IGD ditutup sementara menerima pasien Covid-19.
Keempat rumah sakit tersebut adalah RSUD Bandung, RS Edelweiss, RS Muhammadiyah, dan RS Rotinsulu. Selain ihwal tabung oksigen yang menipis, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) juga terpapar Covid-19 yang berdampak pada jadwal shift kerja.
"Saya juga baca di beberapa media ini alasannya karena ledakan orang bersamaan datang ke IGD. Faskesnya segitu-gitu saja dan nakesnya berkurang," ucap Yana usai meninjau pelaksanaan vaksinasi di Vihara Tanda Bhakti, Kota Bandung, Senin (5/7/2021).
Menurut Yana, pihaknya telah meminta fasyankes tidak menutup layanan bagi masyarakat, khususnya pasien Covid-19.
"Kita terus dorong pelayanannya jangan ditutup walaupun mungkin dikurangi. Termasuk di puskesmas, kita minta klinik-klinik (pelayanan penyakit ringan), kita kurangi lagi, tapi untuk pelayanan Covid-19 kita terus tingkatkan," tuturnya.
Sebagai upaya menyiasati kekurangan tabung oksigen, Pemkot Bandung telah meminta pemerintah pusat dan provinsi untuk mendorong industri-industri oksigen agar meningkatkan kapasitas produksinya.
"Sekarang sudah benar, dari 100 persen produksi ditingkatkan, 90 persen untuk medis," ungkapnya.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Diutamakan Bagi Pasien Bergejala Berat
Yana berharap faskes di Kota Bandung bisa menggunakan tabung oksigen untuk pelayanan medis prioritas, seperti untuk pasien terinfeksi Covid-19 kategori berat.
"Sekali lagi, warga yang sebetulnya tidak bergejala jangan juga terlalu panik langsung ke fasilitas kesehatan. Itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan overload," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Yorisa Sativa mengatakan, berkurangnya SDM kesehatan karena terpapar Covid-19 menjadi alasan IGD khusus ini ditutup.
"Tenaga kesehatan pun jumlahnya saat ini menjadi terbatas karena banyak yang terpapar Covid-19," kata dia.
Advertisement