Liputan6.com, Kendari - Nama Pulau Bokori sudah familiar bagi wisatawan yang pernah mengunjungi Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pulau dengan hamparan pasir putih dikelilingi laut biru di bibir Teluk Kendari, berlokasi di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Mengingat ulang sejarahnya, pulau ini tak lepas dari peran pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pariwisata dan Dinas Cipta Karya hingga kondisinya seperti saat ini.
Gubernur Sultra La Ode Kaimoedin tahun 1992, sudah memprediksi pulau ini bakal memiliki potensi pariwisata yang bisa diandalkan. Saat itu, pemindahan masyarakat nelayan yang menghuni pulau makin masif dilakukan setelah dirintis gubernur sebelumnya, Ir H Alala.
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya, rehabilitasi lokasi wisata ini juga pernah dilakukan masa periode pertama Gubernur Ali Mazi pada tahun 2003 hingga 2006. Masuk Periode Gubernur Nur Alam, saat itu mulai gencar pendirian sejumlah vila dan fasilitas di pulau.
"Bersamaan dengan itu, pemerintah berharap pemasukan dari kunjungan wisatawan bisa meningkat," ujar Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sulawesi Tenggara, Dr Ir Pahri Yamsul MSi.
Saat Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi kembali memimpin, pembangunan kembali dilakukan. Untuk memaksimalkan pendapatan daerah, pemerintah berencana menyerahkan kepada investor agar daerah bisa meminimalisasi pengeluaran pengelolaan pulau dan di sisi lainnya bisa memaksimalkan pendapatan daerah dan masyarakat sekitar.
Banyak yang belum tahu, awal tahun 80-an, masyarakat suku Bajo menjadikan lokasi pulau sebagai permukiman. Bahkan, beberapa spot pernah menjadi lokasi pemakaman bagi nelayan. Sisa-sisa sejarah ini, masih dijumpai sekitar awal tahun 90-an, ketika sejumlah pekerja mulai merombak pulau jadi tempat wisata.
Pahri Yamsul menyatakan, sejak awal, mimpi pemerintah provinsi menjadikan lokasi ini destinasi wisatawan ketika mengunjungi Sulawesi Tenggara. Dia memaparkan, Pulau Bokori diharapkan menjadi wisata alternatif sebelum wisatawan mengunjungi Pulau Wakatobi yang terkenal dengan wisata Pulau Hoga, Danau Biru Kolaka, Air Terjun Moramo, atau wisata Pantai Toronipa.
Menurutnya, menjadikan Bokori sebagai buah bibir yang bisa memengaruhi minat wisatawan lokal dan nasional untuk berkunjung, sudah dilakukan sejak Gubernur Kaimoeddin hingga Ali Mazi periode kedua. Paling mencolok yakni, membangun vila dan menata lokasi pantai sehingga nyaman bagi pengunjung.
"Awalnya, maksud pembangunan Pulau Bokori, agar orang luar yang menjadikan Kota Kendari sebagai lokasi persinggahan, sambil menunggu penerbangan selanjutnya, mereka bisa menjadikan Bokori sebagai wisata alternatif karena keindahannya tak kalah menarik dengan wisata lainnya," ujar Pahri Yamsul.
Pernyataan Pahri Yamsul benar adanya. Pulau Bokori merupakan hamparan pulau teduh di tengah samudera. Tak seperti pulau kecil lainnya, sejak awal Bokori di desain, pohon-pohon berukuran kecil mulai dirawat pemerintah Sulawesi Tenggara. Kerja keras pemerintah memoles lokasi ini, kini sudah bisa dinikmati hasilnya.
"Dengan adanya investor yang akan masuk, pemerintah Provinsi berharap pelayanan wisata Pulau Bokori bisa lebih baik lagi dari segi fasilitas. Saat ini, Pulau B yang belum memiliki banyak fasilitas akan lebih maksimal pengelolaannya dengan kehadiran investor," ujar Pahri Yamsul.
Jika anggaran disediakan untuk peningkatan fasilitas pulau, Dinas Cipta Karya Sulawesi Tenggara akan menyuplai air bersih dan listrik ke Pulau Bokori. Selain dinas ini juga memfokuskan perhatian terhadap pengelolaan limbah pembuangan dari vila dan sejumlah lokasi publik agar Bokori makin tertata.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Kondisi Pulau Bokori
Pulau Bokori, sering disebut pulau pasir terapung. Dia merupakan hamparan pulau pasir putih, membentang di bibir Teluk Kendari.
Pasirnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sebab, tak banyak lokasi pantai di sekitar Kota Kendari yang memiliki pasir seputih Bokori.
Bokori juga memiliki beberapa jenis pepohonan rindang, tumbuh terawat. Wisatawan tak akan merasa kepanasan terik matahari. Jika capek mengitari pulau, cukup duduk dibawah pohon, menikmati semilir angin laut dan deburan ombak Teluk Kendari.
Di sepanjang garis pulau, ada jogging track dan area khusus pejalan kaki. Area ini, juga memiliki kesan teduh. Sehingga, wisatawan tak perlu takut kulit terbakar sinar ultraviolet saat sibuk berburu foto di spot-spot menarik.
Selain memiliki banyak fasilitas, di sekitar pulau juga ada lokasi cukup lapang. Sehingga, di sela-sela waktu, pengunjung bisa menghabiskan waktu sambil bermain sepakbola atau bola voli pantai.
Advertisement
Vila Nyaman
Diketahui, Bokori juga menyuguhkan dua pilihan wisata. Menginap atau hanya berwisata di pagi hari lalu kembali ke rumah sore hari.
Saat ini, pulau memiliki sejumlah vila yang mampu menampung hingga puluhan orang. Semua vila bersih terawat dengan layanan air bersih, pendingin ruangan, kamar dengan double dan single bed.
Bangunan vila juga ramah lingkungan, dibangun dengan bahan konstruksi utama kayu. Malam hari, memiliki penerangan dan ketersediaan listrik cukup baik meskipun hanya dengan teknologi genset.
Ada vila utama yang dipakai penjaga pantai dan pekerja menginap 24 jam di pulau. Selain melayani keperluan pengunjung di vila maupun atau di pantai, mereka juga bisa menjadi tour guide yang sudah paham seluk beluk pulau.
Â
Transportasi Menuju Bokori
Jika dari Bandara Udara Halu Oleo, butuh sekitar satu jam untuk menuju lokasi pelabuhan penyeberangan Bokori. Harga sewa sopir rental bandara ke Kota Kendari, saat ini dipatok tarif Rp100 ribu.
Sopir akan langsung mengerti jika penumpang bandara meminta diantar ke pelabuhan Nusantara Kendari atau pelabuhan penyeberangan Bokori. Begitu pun jika wisatawan menginap di dalam kota, ojol, atau mobil akan paham jika wisatawan meminta diantar ke pelabuhan penyeberangan menuju Bokori.
Ada beberapa jalur alternatif di beberapa pelabuhan kecil. Lokasinya, mulai dari pelabuhan umum hingga pelabuhan rakyat.
Rata-rata, pengunjung membayar sewa perahu bermesin tempel sebesar belasan ribu rupiah hingga Rp20 ribu. Jika beruntung, ada beberapa nelayan yang juga nyambi bekerja mengantar wisatawan.
"Nelayan ini bisa ditanya ketersediaan ikan laut yang bisa dibakar saat menginap di pulau. Ikan berharga ratusan ribu rupiah di luar Kota Kendari, tapi di sini hanya sekitar Rp50 ribu saja jika membeli dari nelayan," ujar Arfin, salah seorang pengunjung.
Advertisement
Fasilitas Hiburan
Di Pulau Bokori, ada sejumlah fasilitas hiburan. Mulai dari speed boat yang bisa dipakai berkeliling pulau, Tentunya, dengan sewa perorang, mencapai harga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu rupiah.
Ada pula fasilitas banana boat dan sejenisnya. Harga sewa per orang, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.
Tidak hanya itu, ada sejumlah spot di Bokori, yang bisa dipakai untu berburu foto. Di sudut pulau, ada jembatan dan sudut pantai yang sering digunakan para pemburu foto untuk mengabadikan panorama senja dan matahari terbit dari Bokori.
Pengurus pulau Bokori dari Dinas Pariwisata Provinsi juga menyediakan lapak-lapak di ujung Pulau Bokori. Ada enam warung yang menjual dagangan berupa makanan ringan dan berat. Ada juga warung yang khusus menjual kopi tubruk.
Orang kebanyakan tahu, Pulau Bokori hanya terdiri dari satu pulau saja. Padahal, ada dua pulau yang saat ini menjadi perhatian Pemprov sultra.
Â