Sukses

Hangatnya Bisnis Jahe Merah Saat Pandemi Covid-19

Kebutuhan masyarakat terhadap jahe merah terus meningkat selama pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Tasikmalaya Masa pandemi covid-19 yang sudah berlangsung dalam setahun terakhir di Indonesia, membuat ladang bisnis Jahe Merah di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat bergeliat. Selain khasiat bagi tubuh, terutama penderita Covid-19, kandungan obat herbal yang terkandung dalam tanaman Zingiber officinale bar.rubrum, membuat tanaman jahe banyak diburu.

Taufik, Salah satu pengelola Kebun Jahe di Blok Pasir Biluk Kampung Parung, Desa Guranteng, Kecamatan Pager Ageung, Kabupaten Tasikmalaya mengatakan, sejak pandemi Covid-19 mewabah, permintaan jahe merah terus bertambah.

“Kebutuhan cukup banyak, pasar juga sudah siap, kenapa jahe merah sebab buat pandemi, jadi obat,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kebutuhan masyarakat terhadap jahe merah terus meningkat setiap bulannya, sehingga ia dan petani lainnya intens untuk menambah lahan penanaman jahe merah. “Untuk masyarakat yang membutuhkan jahe merah kami siap, datang saja ke Guranteng,” kata dia.

Saat ini total lahan tanaman jahe merah yang ia garap bersama petani warga sekitar berjumlah 24 hektar yang tersebar di beberapa titik kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Majalengka.

“Kami juga menanam di Majalengka 8 hektar, Panjalu 7 hektar, di Gunung Jugul 6,5 hektar semuanya 24 hektar, semua yang terlibat dalam pemeliharaan adalah masyarakat setempat,” kata dia.

Sementara lahan tanam yang siap panen berusia 10-11 bulan saat ini, sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. “Insya allah sangat menjajikan, kontrak (kerja sama) belum tetapi kontrak bandar sekitar sudah lama,” ujarnya.                                                                               

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Potensi Melimpah

Taufik menyatakan, rata-rata untuk satu hektar lahan tanam jahe merah mampu berproduksi hingga 10 ton, namun area tanam yang bisa bisa menghasilkan hingga 8 ton pun sudah terbilang bagus , harga yang cukup menarik.

“Kami berharap bisa menjual di atas Rp 15 ribu per kilogram, biar ada untung buat pekerja dan lainnya,” kata dia.

Dengan kondisi itu, banyak warga sekitar yang beralih profesi menanam jahe merah, menikmati cuan hangat nan menjanjikan, dari perputaran rupiah penjualan jahe merah saat pandemi Covid-19 berlangsung.

“Alhamdulillah masyarakat khususnya kampung Parung itu bekerja semua, ekonomi warga sangat terbantu khususnya warga Parung,” ujar dia.

Selain menjual jahe dalam bentuk segar, kalangan petani di kampung Parung mulai terbiasa menjual bibit jahe merah dengan kualitas mumpuni, sehingga menghasilkan panen yang melimpah.

“Siapapun masyarakat yang membutuhkan jahe merah untuk pembibitan datang saja ke sini,” pinta dia.

Seperti diketahui khasiat jahe merah atau jahe sunti bagi tubuh memang cukup banyak. Meskipun ukurannya lebih kecil dari jahe gajah atau jahe besar, namun jahe merah memiliki rasa yang cukup pedas karena mengandung gingerol.

Tak mengherankan para tukang angkringan di pinggri jalan, biasa menjadi mitra para petani jahe merah sejak lama. Dengan aroma yang cukup tajam bagi hidung, ekstrak jahe merah banyak dimanfaatkan dalam pembuatan minyak jahe dan bahan obat-obatan, sehingga banyak dibutuhkan untuk kebutuhan kalangan dunia farmasi.

Selain meringankan batuk dan pilek, jahe merah dikenal mampu meredakan nyeri sakit kepala, membuat lambung anda nyaman sehingga mampu mengeluatkan angin untuk meringankan tubuh anda, menurunkan kolesterol, memudahkan kerja jantung hingga mencegah penggumpalan dan penyumbatan darah.