Liputan6.com, Yogyakarta Fakultas Peternakan UGM melalui Halal Research Center, membagikan teknik penyembelihan hewan kurban yang halal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Direktur Halal Research Center Fakultas Peternakan UGM sekaligus dosen Fakultas Peternakan UGM,  Nanung Danar Dono menyampaikan, perlu ada cara penyembelihan hewan kurban sesuai prokes.
Pertama, membatasi atau mengurangi jumlah panitia kurban yang terlibat. Pengurus takmir masjid berwenang untuk menentukan jumlah panitia.
Advertisement
Baca Juga
Kedua, membatasi atau mengurangi jumlah ternak yang disembelih di lokasi. Hewan kurban yang tidak dapat disembelih di masjid dapat dititipkan kepada lembaga amil yang amanah untuk dikirim ke daerah atau negara lain yang lebih membutuhkan.
Ketiga, membagi waktu penyembelihan menjadi 3-4 hari. Panitia dapat memanfaatkan kesempatan menyembelih di Hari Tasyrik. Keempat, membagi lokasi penyembelihan menjadi 3-4 tempat. Lokasi penyembelihan dapat dibagi per wilayah RT.
"Panitia kurban juga harus menyediakan air dan sabun dan atau hand sanitizer secara cukup. Anak-anak dan warga lanjut usia (di atas 50 tahun) serta warga yang sakit hendaknya tidak dilibatkan dalam penyembelihan hewan," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, orang yang berkurban tidak harus hadir di lokasi penyembelihan. Mereka bisa menyaksikan penyembelihan hewan kurban secara online, melalui berbagai platform yang sebelumnya disediakan panitia.
"Jika lokasi penyembelihan termasuk zona merah atau hitam, pilihan terbaik adalah hewan disembelih di rumah potong hewan resmi milik pemerintah," tandasnya
Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Penanganan Daging Kurban
Sementara itu, Nurliyani, dosen Fakultas Peternakan UGM menyampaikan, penanganan daging kurban usai penyembelihan perlu diperhatikan, agar terjaga kebersihannya.
"Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam penanganan daging kurban, yaitu aspek higienis makanan, aspek petugas, dan aspek peralatan," katanya.
Dari aspek higienis makanan, hindari tangan manusia yang kontak langsung dengan daging, hindari lalat dan serangga lainnya, dan hindari peralatan yang kontak dengan daging (pisau, talenan, alas, dan meja). Di samping itu, hindari air yang kotor, lantai atau tanah dan alas yang kotor.
Dari aspek petugas, orang yang bertugas memotong daging harus menjaga kebersihan diri dan sering mencuci tangan. Selain itu, petugas harus menjaga lingkungan sekitar pemotongan daging kurban. Tak hanya itu, petugas harus mengenakan alat pelindung diri yang berbeda-beda tergantung dari kewajibannya.Â
Petugas di area kotor harus memakai masker, sepatu boots, face shield dan sarung tangan sekali pakai. Petugas di area bersih menggunakan masker, penutup kepala, face shield, sarung tangan, celemek pelindung (apron) dan alas kaki.
Berikutnya, dari aspek peralatan, alat yang digunakan harus bersih dan memenuhi syarat teknis higienis dan sanitasi, yaitu terbuat dari bahan yang tidak mencemari daging. Hindari penggunaan plastik hitam daur ulang karena elastisitasnya sangat berbeda dengan plastik bening yang masih bagus.
"Panitia lebih disarankan membungkus daging yang akan dibagikan dengan kantong plastik bening atau besek," pungkasnya
Advertisement