Liputan6.com, Makassar - Pos pengamanan Satpol PP Makassar yang berada di kawasan Anjungan Pantai Losari, Jalan Penghibur, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dirusak oleh pria misterius atau orang tidak dikenal (OTK). Pelaku melakukan aksi teror dengan melempari pos tersebut menggunakan batu lalu memasang poster berisi makian.
Kepala Satpol PP Kota Makassar, Iman Hud menduga aksi teror itu terjadi pada Sabtu (17/7/2021) dini hari. Akibatnya pos Satpol PP yang berada di dekat Rujab Wali Kota Makassar itu pun mengalami kerusakan yang cukup parah.
Advertisement
Baca Juga
"Saat pelemparan itu, tidak ada orang atau anggota. Jadi pos lagi kosong," kata Iman Hud saat dikonfirmasi, Sabtu (17/7/2021).
Iman mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut, menurut dia pos tersebut merupakan simbil negara. Iman pun berharap jika memang ada yang tidak senang dengan apa yang selama ini dilakukan oleh Satpol PP Kota Makassar silahkan datang atau menyurat, karena Satpol PP sangat terbuka menerima segala kritikan.
"Kita sesali kejadian ini, karena pos Satpol ini bagian atau simbol negara juga. Kalau ada orang tertentu yang tidak sepakat atau setuju, kegiatan petugas Satpol PP selama ini, harusnya berstatemen bukan malah membuat tindakan kriminal. Jadi, kami melapor ke Polisi karena ini sudah lari ke tindak pidana," jelasnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Selebaran Makian
Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Jamal Fatur Rachman mengaku bahwa pihaknya saat ini tengah menyelidiki kejadian tersebut. Dia menyebutkan bahwa Tim Inafis dan Jatanras Polrestabes Makassar telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara untuk mengumpulkan bukti-bukti.
"Kami menerima laporan dari Satpol PP Kota Makassar bahwa Pos Satpol PP di Anjungan Losari dirusak OTK. Jadi kami ke sini melakukan penyelidikan," kata Jamal kepada wartawan, Sabtu (17/7/2021).
Jamal mengaku, dalam peristiwa tersebut, pelaku sempat meninggalkan surat kaleng berupa brosur bertuliskan "Dari Rakyat Untuk Para Bangsat" yang disertai gambar petugas mengacungkan pistol di tengah-tengah masyarakat yang merekam ataukah memotret dengan handphonenya.
"Benar. Brosur itu tertempel di dinding kaca. Semacam pesan atau surat kaleng," sebutnya.
Advertisement