Sukses

Cegah Penularan Covid-19, Pengelolaan 2 Lokasi Wisata di Sigi Bakal Berbasis Digital

Pengelolaan objek wisata dengan protokol kesehatan dan akuntabilitas dirintis di Kabupaten Sigi. Digitalisasi menjadi basisnya.

Liputan6.com, Palu - Pariwisata menjadi sektor yang paling terimbas situasi pandemi Covid-19 termasuk di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sejak pertengahan tahun 2020 objek-objek wisata andalan kabupaten itu sepi pengunjung. Selain karena kebijakan buka tutup sesuai dengan situasi pandemi, berwisata juga ditakutkan warga meningkatkan risiko tertular virus tersebut.

Upaya meminimalisasi risiko penularan Covid-19 pun dilakukan oleh Pemkab Sigi dengan merintis pengelolaan yang berbasis digital bekerja sama dengan perbankan untuk pelayanan pembayaran non-tunai atau cashless di dua destinasi wisata, yakni Wisata Air Panas Bora dan Paralayang Wayu.

Dengan cara itu, risiko penularan Covid-19 bisa diminimalisasi. Selain itu akuntabilitas pengelolaan keuangan bisa terjaga dengan pencatatan digital.

"Ini bisa mencegah transaksi tunai yang membuat kontak fisik terjadi," Kadis Pariwisata Sigi, Diah Agustiningsih menjelaskan, usai penandatanganan kerja sama antara Bank Mandiri Area Palu dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi untuk pelayanan pembayaran non tunai (cashless) Objek Wisata, Jumat (9/7/2021).

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Barcode dan Aplikasi untuk Transaksi

Dengan kerja sama itu, pembayaran di objek wisata yang dikelola Pemkab Sigi nantinya bisa melalui akses barcode atau Quick Respons Indonesian Standart (QRIS) yang didukung Bank Mandiri, termasuk mesin edisi untuk memudahkan pembayaran di objek wisata.

"Pemakaian aplikasi jasa pemesanan makanan/minuman melalui Digiresto maupun aplikasi lainnya juga akan didorong," Head Area Bank Mandiri Palu, Zuhri mengatakan.

Selain pertanian, pariwisata terutama wisata alam sendiri merupakan sektor yang vital bagi perekonomian di kabupaten yang bertetangga dengan Kota Palu itu. Upaya pemulihan dengan manajeman pengelolaan yang adaptif protokol kesehatan dan teknologi jadi salah satu solusi yang diharapkan membangkitkan sektor andalan PAD Sigi yang sedang lesu tersebut.

"Padahal sektor pariwisata menjadi penyumbang PAD terbesar di Sigi. Saat ini sebulan paling tinggi 200 orang yang berkunjung," Diah memungkasi.