Sukses

PHRI dan IHGMA Sulsel Gelar Doa Bersama Lintas Agama untuk Indonesia

Sektor Perhotelan Ambruk di Tengah Pandemi, PHRI Sulsel Gelar Doa Bersama Lintas Agama untuk Indonesia

Liputan6.com, Makassar - Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan dan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Sulawesi Selatan menggelar doa bersama lintas agama untuk Indonesia di Hotel Claro Makassar pada Rabu (21/7/2021).

Kegiatan tersebut dilakukan secara Hybrid dan dihadiri oleh seluruh pengurus PHRI dan IHGMA se Sulawesi Selatan. Dalam kegiatan itu, secara bergantian pemuka agama dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha berdoa menurut keyakinan masing-masing.

Ketua BPD PHRI Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengatakan bahwa doa bersama dari para pemuka agama itu meminta kepada Tuhan agar Pandemi Covid-19 di Tanah Air segera berlalu. Pasalnya Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah memporak-porandakan sektor perekonomian di Indonesia.

"Kegiatan ini sederhana saja. Bersama 5 pemuka agama dan komunitas PHRI dan IHGMA hadir secara Hybrid. Dalam kegiatan ini kita satukan hati memohon kuasa Tuhan agar diberi kelegaan atau mukjizat agar Pandemi Covid-19 ini segera berlalu," kata Anggiat kepada wartawan, Rabu (21/7/2021).

Dia menjelaskan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro di Sulsel ternyata cukup berefek bagi sektor perhotelan. Saat ini okupansi disejumlah hotel yang ada di Makassar itu terjun bebas hingga di angka 8 persen.

"Rata-rata okupansi di hotel-hotel itu hanya berkisar 18 persen. Ini membuat suatu keprihatinan. Bahkan tadi pagi saya dapat kabar ada hotel yang hanya 8 persen," jelasnya.

Menurut Anggiat, jika kondisi seperti ini terus berlanjut, maka tak lama lagi akan ada hotel yang tutup. Saat ini bahkan sejumlah hotel telah memangkas gaji hingga merumahkan karyawannya.

"Hingga saat ini belum ada hotel yang tutup. Tapi saya kira ini hanya menunggu waktu saja. Akan tetapi Terkait proses karyawan dirumahkan sudah pasti berlangsung atau karyawan yang bekerja hanya 15 hari dalam sebulan agar upahnya hanya diterima 50 persen," jelasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Polemik Dana Hibah untuk Sektor Perhotelan

Keadaan ini kemudian diperburuk lantaran dana hibah dari Pemerintah Kota Makassar tahun 2020 untuk stimulus di sektor perhotelan tak kunjung cair hingga saat ini. Padahal dana hibah senilah Rp48,8 miliar itu bisa sangat membantu sektor perhotelan bisa tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Anggiat menjelaskan beberapa waktu lalu BPD PHRI Sulsel telah melangsungkan pertemuan dengan Pemerintah Kota Makassar untuk membahas polemik tersebut. Pihak Pemerintah Kota Makassar pun menjanjikan bahwa dana hibah itu akan cair tahun ini.

"Kita telah rapat dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar dan Dinas Perizinan dua bulan lalu. Kita diminta untuk merampungkan seluruh administrasi yang akan diberikan kepada kementerian (Kemenparekraf) agar dana hibah itu segera bisa dicairkan untuk menjadi paling tidak penopang dana bagi kita," ucapnya.

Anggiat pun optimis bahwa dana hibah itu akan cair, pasalnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebelumnya juga telah berjanji bahwa pihaknya akan memperioritaskan Kota Makassar untuk pencaira dana hibah tersebut.

"Belum ada kepastian kapan dicairkan. Tapi saat ini dalam proses persuratan kepada kementerian. Tapi saya yakin dan optimis, karena ketika kita video conference dengan pak menteri, dia pastikan bahwa dana hibah yang tertunda di Makassar akan segera dicairkan. Karena Makassar ini kan jadi perioritas untuk dicairkan," jelasnya.