Sukses

Gerakan Ramah Lingkungan Kelompok Tani di Garut dalam Penyaluran Daging Kurban

Penggunaan bungkus dari besek berbahan bambu, diharapkan mampu menggerakan ekonomi masyarakat di tengah PPKM Darurat ini. Terlebih, besek, ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.

Liputan6.com, Garut - Untuk menghindari penggunaan plastik dan styrofoam dalam pembagian daging kurban Iduladha 1442 kali ini, Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Cabang Garut, Jawa Barat sengaja menggerakkan penggunaan bungkus daging dari besek berbahan dasar bambu.

Wakil Ketua HKTI Garut Rinandi Ria, mengatakan kegiatan tersebut digelar untuk membantu warga terdampak kebijakan Pemberlakun Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Covid-19.

"Titipan hewan kurban itu berasal dari pengurus HKTI, termasuk alumni dan komunitas warga yang punya kepedulian bagi pertanian di Garut," ujarnya, di sela-sela pemotongan hewan kurban HKTI, di Teras Gunung Guntur, Tatogong Kaler, Garut, Rabu (21/7/2021).

Menurutnya, pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat memang cukup memberatkan masyarakat, tetapi upaya yang ditempuh pemerintah tersebut, diharapkan mampu menekan penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.

"Makanya pemotongan hari ini menjadi salah satu sejarah di kepengurusan baru kami, dengan tujuan agar lebih dekat lagi dengan warga," kata dia.

Ia berharap datangnya momen Iduladha sebagai lebaran besar bagi Muslim di seluruh dunia, bisa menjadi salah satu upaya untuk meringankan beban warga, terutama saat pendemi Covid-19.

"Semakin banyak memberi, diharapkan semakin meringankan beban warga yang membutuhkan," kata dia.

Rinandi menambahkan, sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang advokasi petani, kehadiran HKTI, ujar dia, diharapkan mampu menjembatani keluhan dan persoalan pangan di masyarakat.

"Kami hadir untuk petani dan warga di pedesaan," kata dia.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Alasan Penggunaan Bungkus Besek

Kusmana, salah satu panitia kurban HKTI Garut mengatakan, penggunaan bungkus dari besek berbahan bambu, diharapkan mampu menggerakan ekonomi masyarakat di tengah PPKM Darurat ini.

"Kami lihat juga penggunaan besek ini ramah lingkungan dan mudah didaur ulang, bahkan bisa digunakan kembali untuk menyimpan bumbu dapur," kata pria 62 tahun itu.

Untuk melestarikan penggunaan bungkus besek ini, dia sengaja memesan besek dari pelaku UMKM Besek di jalan Mandalagi, wilayah Garut Kota. "Intinya kita ingin memberikan contoh menggunakan bahan yang aman bagi lingkungan," kata dia.

Total hewan yang diberikan HKTI saat kurban saat pandemi ini, yakni satu ekor sapi, dan tiga ekor domba yang diperuntukan bagi masyarakat terdampak PPKM Darurat yang berada di Desa Pesawahan, atau wilayah dekat kebun etalase HKTI Garut yang berada di kawasan Teras Gunung Guntur, Tarogong Kaler.

"Total ada sekitar 500 paket yang kami berikan bagi para mustahik (yang berhak menerima) di lingkungan sekitar," kata dia.

Agun, salah satu petani warga sekitar, mengaku terbantu dengan pembagian hewan kurban dari HKTI itu. Terlebih, ujar dia, warga sekitar terbilang minim melakukan pemotongan hewan kurban jenis sapi.

"Paling banyak domba, mungkin ini baru pertama kali, semoga HKTI tambah berkah," kata dia.

Hal senada disampaikan Yulianti, penerima lainnya. Menurut dia, pola pendekatan dengan pemotongan hewan kurban yang dilakukan HKTI dan Alumni IPB ini, dinilai tepat pada saat masyarakat membutuhkan.

"Di tengah PPKM saat ini jelas bantuan daging kurban ini sangat membantu," ujar dia.