Sukses

Modern Regional Library, Wisata Edukasi Baru di Tengah Kota Kendari

Modern regional library atau perpustakaan modern Sulawesi Tenggara, akan segera beroperasi sebagai salah satu spot wisata edukasi bagi masyarakat.

Liputan6.com, Kendari - Tak lama lagi, warga Sulawesi Tenggara akan memiliki arena wisata edukasi di di Jalan Saosao Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari. Bangunan berbentuk lingkaran menyerupai nampan penutup hidangan tradisional ini, dinamai Modern Regional Library.

Rencananya, Pemprov Sulawesi Tenggara akan meresmikan lokasi yang mulai sejak dibangun Agustus 2019, pada November 2021 mendatang. Memiliki 7 lantai, ternyata ada cerita sarat kultur dan filosofi di balik bangunan ini.

Bentuknya, disebut-sebut mirip nampan hidangan tradisional asal Pulau Buton, Tala Koae, yang biasa dipakai pada upacara adat, Pakande-kandea. Nampan ini, berisi berbagai jenis hidangan mulai dari makanan ringan hingga hidangan berat.

Upacara ini, menurut sejarahnya, berawal dari sambutan dan penghormatan orang Buton terhadap para pendatang di tanah mereka. Orang baru, dibuatkan ajang silaturahmi agar saling mengenal lebih dekat.

Berkembangnya dinamika masyarakat, upacara Pakande-kandea kemudian dilangsungkan untuk menyambut pahlawan perang. Seiring waktu, upacara ini jadi ajang silaturahmi para pemuda untuk saling menemukan jodoh.

Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara, melalui buah pemikiran Gubernur Ali Mazi, berupaya merancang perpustakaan, agar bisa memiliki manfaat lebih pada masa mendatang. Kota Kendari, penduduknya heterogen, berasal dari berbagai suku di Indonesia.

Harapannya, perpustakaan ini bisa menjadi tempat menyatukan mereka yang haus ilmu pengetahuan, membutuhkan informasi dan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Dirancang modern, Pemprov Sultra ingin mengubah kesan perpustakaan hanya buat para kutu buku dan terkesan apek, namun tujuannya mengundang semua kalangan hadir dan menikmati suasananya.

Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang, Dr Ir Pahri Yamsul MSi menyatakan, seorang manusia dituntut mencari ilmu seluas-luasnya. Sehingga, perpustakaan menjadi salah satu tujuan yang tepat mengembangkan diri.

"Selain itu, dengan pengelolaan yang baik, kedepan bangunan ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan luar agar betah di Kota Kendari, tentunya dengan mengedepankan tujuan edukasi," ujar Pahri Yamsul.

Dia mengungkapkan, arsitektur bangunan perpustakaan berbentuk lingkaran. Maknanya, ilmu itu tak berujung dan tak akan ada habisnya. Sehingga, orang dituntut belajar banyak sebagai bekal dunia dan akhirat.

Arsitek lulusan Universitas Hasanuddin ini menyatakan, dengan belajar, orang akan menguasai ilmu pengetahuan. Pada akhirnya, kualitas suatu daerah tergantung seberapa besar semangat belajar para generasi penerusnya.

Menurut Pahri, bangunan megah ini, dirancang seorang arsitek asal Sulawesi Selatan, Dr Ir Musryid Mustafa MSi. Dia juga dikenal sebagai perancang Masjid Al Alam, lokasi ibadah yang berada di tengah Teluk Kendari. Pahri Yamsul mengungkapkan, ada hampir dua tahun berkonsultasi dengan sang arsitek untuk menemukan kesesuaian antara rencana Pemprov Sultra dan rancangan bangunan.   

Diketahui, Modern Regional Library Sulawesi Tenggara, terinspirasi dari Harvard College Library. Perpustakaan ini, disebut-sebut merupakan salah satu yang terbesar dan terlengkap di dunia yang mencapai 15,39 juta koleksi dengan sistem manual dan digital. Dia juga terkoneksi dengan 90 perpustakaan lainnya.

2 dari 2 halaman

Kondisi Perpustakaan

Modern Regional Library, dibangun 7 lantai. Hingga saat menjelang peresmian, kondisi fisik sudah mencapai 95 persen. Saat ini, Pemprov Sultra tinggal melengkapi pagar, gerbang dan lanskap.

Kadis Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sulawesi Tenggara Dr Ir Pahri Yamsul MSi menyatakan, kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah tenaga ahli yang akan memasuki Sultra terhambat. Sehingga, butuh waktu agar bangunan rampung sepenuhnya.

Menurutnya, saat aturan agak longgar seiring kasus Covid-19 sempat melandai pada 2020 lalu, pihaknya tak kekurangan tenaga kerja. Malah, pernah dalam sehari ada 300 orang tenaga kerja yang beraktifitas disana mengejar ketertinggalan pengerjaan konstruksi bangunan.

Pahri memaparkan, bangunan terdiri dari 7 lantai dengan masing-masing fungsi dan penggunaan. Lantai satu, nantinya merupakan tempat ada loker, layanan Online Public Access Catalog (OPAC), layanan sirkulasi, cafetaria, serta zona promosi budaya baca.

Kemudian lantai dua, akan berdiri ruang teater, buku cadangan, ruangan edukasi narkoba, ruang belajar dan internet, ruang baca anak, ruang baca lansia dan disabilitas serta musala. Ruangan ini nantinya, bisa dimanfaatkan pelajar hingga mahasiswa.

Selanjutnya, lantai 3, akan ada meeting event room, seminar, ruang baca monografi. Disini, masyarakat umum bisa memanfaatkan untuk kegiatan publik.

Pada lantai keempat, akan ruang publik terbuka, ruang koleksi berkala, ruang koleksi referensi ruang koleksi deposit, ruang server, serta ruang pengelolaan bahan perpustakaan.

Lantai 5, akan berdiri ruang layanan naskah kuno, ruang konservasi, layanan audio visual, executive lounge dan ruang publik.

Pada lantai 6, ruang perkantoran bagi Dinas Perpustakaan. Terakhir, lantai 7 atau top floor, merupakan ruang fumigasi, ruang baca terbuka dan cafe baca. Disini, hampir semua kalangan bisa mengakses fasilitas yang ada.

Pemprov Sultra mengharapkan, adanya perpustakaan baru sebagai arena wisata edukasi, bisa mengundang orang datang dan betah berlama-lama. Bukan hanya warga lokal, namun wisatawan luar daerah juga bisa tertarik berkunjung.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Nur Saleh menyatakan, sejauh ini sudah ada sejumlah persiapan perpustakaan menggunakan teknologi e-book. Rencananya, akan beroperasi akhir 2021.

"Layanan model ini, Perpustakaan Sulawesi Tenggara akan menyediakan buku secara elektronik, yang mana nantinya bisa dipinjam melalui aplikasi," jelas Nur Saleh.

Dia berharap, keberadaan perpustakaan modern, bisa menjadi salah satu ruang informasi dan ilmu bagi masyarakat. Sehingga, perpustakaan ini akan mendukung keberadaan lokasi wisata lainnya yang sudah lebih dulu ada di Kendari.

"Nantinya, di perpustakaan akan ada fasilitas wifi, kafe, sehingga pengunjung bisa lebih menikmati membaca sambil berekreasi," ujarnya.

Sejumlah pihak berharap, perpustakaan ini, nantinya bisa menjadi ruang diskusi dan impelementasi sains. Selain itu, juga memberikan ruang sebesar-besarnya bagi kalangan pendidikan untuk mengaktualisasikan diri dan kemampuan mereka.

Saksikan juga video pilihan berikut ini: