Liputan6.com, Sikka - Sebanyak tiga orang pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah meninggal dunia. Tiga pasien itu semestinya dirawat di rumah sakit karena bergejala. Namun, keluarga mereka memaksa agar pasien pulang ke rumah.
“Pasien isolasi mandiri di Sikka yang meninggal ada tiga. Dua di antaranya sudah dirawat di rumah sakit, tetapi mereka paksa pulang ke rumah,”ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dr Clara Francis, Kamis (22/7/202) siang.
Advertisement
Baca Juga
Ketiga pasien tersebut diambil keluarganya sendiri untuk dibawah pulang dan menjalani isolasi mandiri. Satunya lagi memang keluarga menolak untuk dirawat di rumah sakit.
“Yang meninggal di rumah tetap dikuburkan secara protokol kesehatan melalui bagian penindakan di satgas,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya pasien karantina mandiri yang meninggal itu kriterianya pasien bergejala berat. Satgas sudah memberikan edukasi untuk tetap dirawat, tetapi keluarga tetap memaksa untuk pulang ke rumah.
Ia mengungkapkan, ada beberapa pasien yang karantina mandiri indikasi awalnya berat, keluarga menghubungi Satgas langsung dan langsung dijemput. Itu dipastikan aman.
“Boleh karantina mandiri jika gejala ringan. Jika dalam perjalanan isolasi mandiri itu mengalami perburukan, keluarga bisa menghubungi satgas dan itu langsung dijemput. Kemarin dijemput ada dua orang. Kita dapat telepon dari keluarga, langsung ke lokasi dan jemput antar ke rumah sakit. Itu garis koordinasinya,” ungkapnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut:
Sekilas Satgas Covid-19
Sejauh ini, masih ada masyarakat yang menolak utuk dibawa ke lokasi karantina terpusat dan rumah sakit pascaterpapar virus Corona. Namun, lebih banyak masyarakat mau menjalani isolasi terpusat, ketika satgas memberikan edukasi.
“Satgas selalu memberikan edukasi kepada pasien yang menjalani karantina mandiri. Ada pasien yang menjalani karantina mandiri dan mengikuti anjuran dari Satgas dengan baik. Mereka itu dipastikan aman,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, penananganan Covid-19 itu kuncinya tergantung kepala wilayah masing-masing, karena satgas bukan hanya ada di kabupaten melainkan hingga tingkat kecamatan desa. Di Sikka ada memang satgas kecamatan dan desa yang berjalan baik.
Namun, ada juga yang tidak. Kalau semua bekerja, kata dia, pasti semua bisa ditangani dengan baik.
“Ada salah satu contoh, seperti di desa Runut. Kepala desanya luar biasa. Dia mengantar warga yang kontak erat ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rapid antigen. Beliau juga tahu persis berapa warganya yang isoman dan yang akan sembuh. Mereka juga mempersiapkan makanan dan rumah bagi yang menjalani karantina. Kan tidak bisa satgas kabupaten menangani semua pasien Covid-19 yang jumlahnya begitu banyak,” ucap Clara.
Hingga kini, kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Sikka hingga Kamis (22/7/2021) pukul 19.00 Wita sebanyak 3.554 orang dengan rincian yang sembuh 2.841 orang, yang sedang dirawat ada 652 orang, dan yang meninggal ada 61 orang.
Advertisement