Sukses

Mengintip Hidangan Favorit Para Raja Yogyakarta

Raja-raja yang pernah bertahta di Keraton Yogyakarta ternyata memiliki hidangan favorit masing-masing.

Liputan6.com, Yogyakarta - Raja-raja yang pernah bertahta di Keraton Yogyakarta ternyata memiliki hidangan favorit masing-masing. Film dokumenter Kersanan Ndalem menceritakan ragam hidangan favorit raja Yogyakarta sejak masa Sultan HB VII sampai Sultan HB X.

Pada 13 Agustus 1887 Gusti Raden Mas Murtejo diangkat sebagai Sultan HB VII. Di bawah kepemimpinannya perekonomian Yogyakarta meningkat.

Sultan HB VII mendapat julukan sultan sugih atau kaya karena dianggap sebagai raja yang kaya raya. Keadaan ekonomi sang sultan memengaruhi gaya hidup, termasuk hidangan kesukaannya.

Sultan HB VII menyukai hidangan bercita rasa jawa yang didominasi oleh rasa manis. Selain itu, sang sultan juga menyukai hidangan olahan berbahan dasar daging, seperti dendeng age, tim piyik, dendeng ragi, dan urip-urip gulung.

Selain hidangan favorit, raja Yogyakarta juga punya ciri khas saat menyantap hidangan itu. Sultan HB VIII, misalnya, senang menikmati kudapan sore hari bersama para abdi dalem oceh-ocehan. Mereka adalah abdi dalem khusus yang menemani sultan saat itu.

Canda gurau para abdi dalem menjadi hiburan yang menenangkan sang raja. Saat menikmati kudapan sore hari bersama abdi dalem oceh-ocehan, cucu sang raja seringkali berkunjung.

Raja yang bersifat royal kemudian memberi uang saku kepada sang cucu untuk bekal mereka pergi ke sekaten. Makanan yang disenangi oleh Sultan HB VIII berbahan dasar hewani dan berprotein tinggi. Salah satunya, lombok kethok.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Akulturasi Hidangan

Sama halnya dengan leluhur, Sultan HB IX juga menyukai makanan berbahan dasar daging. Makanan kesenangannya yaitu bistik jawa yang terbuat dari daging sapi, sayur buncis, kentang, dan wortel ditemani dengan sayur bobor komplit.

Hidangan penutup kesukaan Sultan HB IX adalah olahan pisang yang bernama arseng. Kudapan ini ada unsur akulturasi dengan budaya Eropa.

Raja Yogyakarta itu tumbuh bersama dengan keluarga Belanda. Sejak usia empat tahun sang sultan diasuh oleh keluarga Mulder dari Belanda.

Pengalaman tersebut membuat Sultan HB IX memiliki gaya hidup mandiri dan gemar memasak. Pada 1966, Sultan HB IX ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri EKUIN RI di Jakarta. Namun, kegemarannya memasak tidak pernah berhenti.

Sifat rendah hati dan perhatian sang sultan sangat terlihat saat itu. Setiap satu bulan sekali, Sultan HB IX mengunjungi keraton. Saat itu, ia mengumpulkan para istri dan anak-anaknya di Pesanggrahan Ngeksigondo, Kaliurang, Yogyakarta.

GBRAy H Murdokusumo, putri kedua Sultan Hamengku Buwono IX menceritakan bahwa saat itu sultan gemar memasak untuk keluarganya. Sekitar pukul 10.00 WIB, sultan dan keluarga sudah mulai merajang bahan makanan. Sang sultan pun mencontohkan bagaimana cara memotong wortel, kentang, dan buncis.

Hal berbeda terlihat pada hidangan yang disukai oleh Sultan HB X. Raja sekaligus Gubernur DIY saat ini menyukai hidangan yang sederhana dan praktis.

GKR Mangkubumi, putri Sultan HB X, menyampaikan selalu terdapat hidangan sayur-mayur dengan olahan lengkap, seperti sup, urap, gudangan. Selain itu, tahu dan tempe pun selalu ada dalam menu hidangan sang raja.

 

Penulis: Nurul Fajri Kusumastuti