Liputan6.com, Yogyakarta - Kerja dari rumah atau work from home (WFH) saat pandemi menyebabkan terkadang membuat orang stres karena mengalami kebosanan bahkan stres. Psikolog UGM, Sutarimah Ampuni menyatakan bagi sebagian orang bekerja dari rumah memang bisa menyebabkan stres. Namun, sebagian lainnya justru dapat menikmati bekerja dari rumah bahkan enggan untuk kembali menjalani rutinitas bekerja di kantor.
“Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang merasakan stres saat WFH,” katanya, Senin (26/7/2021).
Sutarimah mengatakan ada pula pekerjaan-pekerjaan yang agak sulit atau kurang memberikan rasa nyaman maupun kepuasan berpotensi menimbulkan stres pada pekerja. Selain itu juga faktor personal. Ia mencontohkan kondisi keluarga yang membuat WFH menjadi kurang nyaman misalnya memiliki anak kecil atau ada gangguan dari anggota keluarga dan lainnya.
Advertisement
Baca Juga
“Bisa juga ada tipe kepribadian atau karakter tertentu yang menyukai bekerja di situasi formal atau menyukai bekerja saat bersama rekan kerja secara fisik,” kata dosen Fakultas Psikologi UGM ini.
Faktor pendukung turut andil memunculkan stres saat WFH misalnya, keterbatasan akses internet, ketersediaan tempat yang kurang memadai, keterbatasan peralatan pendukung pekerjaan dan lainnya.
“Di luar faktor-faktor tersebut, WFH memang cenderung membuat variasi aktivitas menjadi terbatas. Di samping itu, interaksi sosial berkurang, belum lagi ada stimulus-stimulus lain yang menyebabkan stres di luar WFH seperti terkait pandemi Covid-19,” paparnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Bangun Suasana Nyaman
Sutarimah Ampuni menyebut ada beberapa langkah yang secara umum bisa dilakukan agar tidak stres saat kerja dari rumah. Mulai dengan membangun suasana yang nyaman untuk menjalani aktivitas bekerja dari rumah.
Lalu, memperjelas batasan antar aktivitas. Misal, antara bekerja dan mengurus keperluan keluarga serta dengan aktivitas memanfaatkan waktu luang (leisure). Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan waktu atau jadwal untuk bekerja dan jika diperlukan komunikasikan dengan keluarga terkait jadwal tersebut.
Berikutnya, upayakan untuk tetap terhubung dengan lingkungan sosial. Sempatkan diri untuk saling menyapa, termasuk dengan para kolega di tempat kerja dan sesekali membicarakan sesuatu di luar pekerjaan.
Tak kalah penting adalah memberikan waktu bagi tubuh dan otak kita untuk beristirahat. Selain itu juga melakukan olahraga.
Advertisement