Sukses

Armada Butut Damkar Mamuju, Mogok Sebelum Sampai Lokasi Kebakaran Sekolah

Sebuah armada milik Damkar Mamuju terlihat terparkir di bahu jalan. Kedua roda belakangnya diganjal menggunakan batu.

Liputan6.com, Mamuju - Kebakaran hebat melanda SD Inpres Salupangi di Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kebakaran yang terjadi pada Rabu (28/07/2021) sekitar pukul 11.30 Wita itu menghanguskan setidaknya 8 ruangan.

Kebakaran itu berhasil dipadamkan satu setengah jam kemudian setelah petugas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Mamuju tiba di lokasi kejadian. Api diduga berasal dari ruang kantin semipermanen di bagian belakang sekolah, sehingga api dengan cepat menjalar ke bangunan bagian depan sekolah.

"Api berasal dari belakang (kantin), penyebabnya untuk sementara simpang siur, ada yang mengatakan bakar-bakar sampah, ada yang korsleting, jadi kami belum bisa memastikan penyebabnya apa," kata Kabid Damkar Dinas Satpol PP dan Damkar Mamuju, Idham Chalid Amiruddin.

Tidak ada korban dalam pristiwa kebakaran ini, karena saat kebakaran terjadi, tidak ada kegiatan belajar mengajar akibat penerapan PPKM level 3 di Mamuju. Namun, kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

"Anak-anak libur, sekolah juga sementara pengerjaan (renovasi). Pertama saya lihat api sudah di atas atas kantin, saya coba padamkan dengan menyiram air, tapi tidak bisa jadi saya minta tolong ke warga sekitar," kata Mahmud salah seorang saksi yang tinggal di sebelah sekolah.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Armada Damkar Mogok

Namun, terdapat sebuah kejadian yang menarik perhatian sebelum kebakaran di SD Inpres Salupangi itu berhasil dipadamkan. Sebuah armada milik Damkar Mamuju terlihat terparkir di bahu jalan, kedua roda belakangnya diganjal menggunakan batu tepat di dekat gerbang masuk Kota Mamuju, yang tak jauh dari lokasi kebakaran.

Ternyata armada itu memang sengaja ditinggalkan di tempat itu oleh petugas Damkar Mamuju karena tak mampu menanjak (mogok) hingga ke lokasi kebakaran. Armada ditinggalkan untuk mempercepat proses evakuasi, petugas damkar melanjutkan perjalanan menggunakan armada yang masih mempuni untuk menjangkau lokasi.

"Sebenarnya kami terjunkan 3 unit armada penembak, namun 1 unit lagi kewalahan menanjak, mungkin sudah tua. Jadi kami hanya mengandalkan 2 unit penembak dan satu tangki," kata Idham.

Idham mengungkapkan, armada yang mengalami mogok itu masuk dalam pengadaan pada tahun 2016, namun karena kurangnya perawatan sehingga armada itu tidak lagi bisa digunakan jika lokasi kebakaran berada di ketinggian. Selain armada yang mogok, Damkar Mamuju juga menggunakan selang yang bocor saat bertugas.

"Bisa disaksikan, selang yang bocor itu seperti air mancur, bocor sana sini," ungkap Idham.

Sedangkan, Kepala Seksi Evakuasi dan Penyelamatan Damkar Mamuju Randy Moertadi berharap, Pemkab Mamuju dapat memperhatikan armada yang dimiliki oleh Damkar Mamuju. Mereka sangat minim armada di tengah situasi Mamuju yang darurat kebakaran saat ini.

"Peralatan kami juga sangat minim. Kami butuh tembahan armada, peralatan dan APD yang dapat menunjang pekerjaan kami," harap Randy.

Selain itu, Randy juga berharap, Pemkab Mamuju segera memberi kejelasan mengenai status tenaga kontrak di Damkar Mamuju. Karena saat ini, sekitar 100 tenaga kontrak di Damkar Mamuju tidak memiliki SK, jadi yang saat ini bertugas hanya ASN.

"Saat ini tidak ada tenaga kontrak, kalau pun ada status mereka hanya sukarelawan. Sekitar 20 orang yang bekerja berdasarkan hati nuraninya, jadi kurangnya anggota jadi kendala bagi kami," tutup Randi.