Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan penyebaran Covid-19 cukup berhasil ditekan sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jabar yang dimulai 3 Juli 2021 lalu. Menurut Emil, sapaan akrabnya, puncak kasus aktif Covid-19 sudah terlewati dengan adanya PPKM.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau pakai data, PPKM berhasil. Ibarat naik ke puncak gunung, sekarang kita masih turun gunung. Tetapi kita masih di bukit, belum ke jalan, kalau kawahnya (puncak) telah lewat," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (28/7/2021).
Emil mengatakan, jika bukan karena PPKM yang telah berhasil menekan pergerakan masyarakat, sulit untuk menahan penyebaran kasus.
"Kalau tidak berhasil (PPKM), kita masih mendaki. Tapi itu (titik puncak) sudah lewat walau sekarang posisinya mungkin masih dua pertiga (turun gunung)," ungkapnya.
Emil menuturkan, sebelum PPKM diberlakukan, rasio keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar telah mencapai 91 persen. Saat itu, lonjakan kasus aktif Covid-19 terus meningkat per harinya sehingga menyebabkan BOR rumah sakit tinggi.
"Memang data tambahan (harian) itu masih tercampur dengan kasus lama, seperti kemarin. Hari ini Pak Sekda melaporkan ada kasus 8 ribu, tapi 2 ribu masih (tercampur) data lama. Tapi yang konkret data harian itu, ketika memonitor data rumah sakit," ujarnya.
Berdasarkan data per 28 Juli 2021, angka BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar telah menyentuh 62,44 persen. Emil pun berharap angka BOR tersebut terus menurun hingga pada kondisi sebelum Idulfitri yaitu di bawah 30 persen.
Selain itu, Emil menyebutkan di Jabar saat ini sebanyak 15 daerah di antaranya turun status kedaruratannya ke zona oranye atau risiko penularan sedang. Sehingga, zona merah tersisa 12 daerah. Dibandingkan awal PPKM darurat, zona merah di Jabar mencapai 21 daerah.
"Artinya lambat laun PPKM di Jabar mengurangi mobilitas warga yang atas ketaatannya berhasil menurunkan zona (kedaruratan)," tuturnya.