Liputan6.com, Manado - Dunia maya dihebohkan dengan beredarnya sebuah video curhat anggota keluarga salah satu calon siswa (casis) Bintara Polri di Polda Sulut yang namanya hilang dari daftar kelulusan. Nama Rafael Malalangi sebelumnya dinyatakan lulus, tetapi kemudian hilang dari daftar kelulusan.
Merasa tidak adil atas kejadian ini, lewat unggahan video di medsos, Kamis (29/7/2021), Christofel Tumalun mengadu kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia meminta keadilan untuk putranya yang belakangan disebut tidak lulus sebagai Bintara Polri di Polda Sulut.
Advertisement
Baca Juga
"Apakah ini adil Pak. Kami orang susah, orang tak punya Pak. Kami mohon keadilan. Mohon bantuan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Kapolri, kiranya anak kami dapat pendidikan," ujar warga Desa Pinapalangkow, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulut ini.
Dalam video itu juga, Christofel meminta keadilan kepada Presiden dan Kapolri untuk anaknya yang dinyatakan tidak lulus tersebut.
Menanggapi beredarnya video ini, Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo mengatakan, saat diumumkan yang bersangkutan lulus di rangking terakhir yang berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan. Selain itu, pihaknya juga tetap memberikan kesempatan kepada Casis yang komplain untuk melaporkan ke panitia.
"Setelah sidang kelulusan diumumkan ada seorang Casis yang complain, karena tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh di tes jasmani yaitu di renang," ujar Octo, Kamis (29/7/2021).
Octo mengatakan, setelah dilakukan pengecekan nilai di papan pengumuman memang berbeda karena ada kesalahan pada operator saat menginput data dari tim jasmani.
"Setelah itu kami memanggil Casis tersebut bersama kedua orangtuanya ke Polda untuk menyaksikan dan melihat data nilai yang diperoleh mulai dari yang lulus hingga nilai mereka berdua,” ungkapnya.
Casis tersebut telah membenarkan hasil dari pengumuman itu dan pihak panitia juga telah memeriksa kembali nilai yang bersangkutan dengan hasil rangking terakhir.
"Karena kuota terbatas otomatis yang rangking terakhir tidak bisa masuk," beber Octo.
Pihaknya mengakui bahwa memang ada kesalahan dari operator tim jasmani memasukan data input tersebut, dan sangat bersyukur yang lain bisa menerima hanya 1 orang saja yang menyampaikan keluhan.
"Sepertinya yang bersangkutan masuk di gelombang kedua nanti, dan perlu diketahui penerimaan Casis ini betul-betul menerapkan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis atau BETAH," ujar Octo di Markas Polda Sulut.