Liputan6.com, Garut - Selain manusia yang tengah gencar vaksinasi Covid-19, ratusan hewan taman satwa Cikembulan, Garut, Jawa Barat tak ketinggalan melakukan vaksinasi secara bertahap.
Pengelola Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin mengatakan, proses vaksinasi ratusan hewan peliharaan di taman Cikembulan, disesuaikan dengan jenis satwa yang dipelihara di sana.
“Intinya menjaga agar hewan juga tetap sehat dan bebas dari penyakit yang mematikan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (31/7/2021).
Advertisement
Menurut Rudy sajak pandemi covid-19 berlangsung, termasuk saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dijalankan pemerintah, seluruh protokol kesehatan (Prokes) pemeliharaan hewan tetap dijalankan pihak pengelola.
Baca Juga
“Meskipun taman satwa lebih banyak ditutup karena kebijakan itu, tetap kami pastikan seluruh hewan dalam keadaan sehat setelah divaksinasi,” ujar dia.
Selain menjaga asupan makanan yang sesuai kebutuhan hewan, pihak pengelola tetap melakukan pemeliharaan termasuk pemeriksaan kesehatan secara berkala.
“Tidak hanya rutin dicek kesehatannya oleh dokter hewan kami, tetapi juga soal makanan mulai vitamin, suplemen hingga vaksinasi hewan,” kata dia menerangkan.
Untuk vaksinasi hewan, saat ini mayoritas kebutuhan masih disuplai produk dalam negeri dengan produk mumpuni.
"Soal kebutuhannya kami inden (pesan) dulu sebab kebutuhan tiap taman satwa termasuk area peternakan tengah tinggi," kata dia.
Rudi menambahkan, selain menjaga kesehatan hewan, vaksinasi juga memberikan rasa aman bagi pengunjung yang datang ke taman Cikembulan, saat kondisi kembali normal.
"Soal keselamatan pengunjung menjadi priortas kami, selain juga hewanya itu sendiri," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Vaksinasi pada Hewan
Namun meskipun demikian, Rudy menyatakan praktek vaksinasi pada binatang, disesuaikan dengan jenis dan bangsa hewan. “Jelas tidak sama, ada yang vaksin rabies, vaksin burung dan lainnya,” kata dia.
Selain itu, praktek vaksinasi pada hewan lebih baik dilakukan pada malam hari untuk menghindari interaksi antar hewan, termasuk terjadinya tingkat setres pada hewan. "Biasanya malam hari mayoritas hewan sedang istirahat, sehingga lebih jinak juga," kata dia.
Dengan upaya itu, diharapkan seluruh hewan peliharaan taman satwa Cikembulan, tetap terjaga dalam kondisi sehat, termasuk saat musim pancaroba (peralihan) saat ini.
“Daya tahan tubuh hewan harus optimal agar tidak terjadi mortalitas (kematian) yang tinggi,” kata dia mengingatkan.
Rudy menambahkan, saat ini total satwa penghuni Taman Cikembulan Garut berada di kisaran 400 ekor lebih. Angka ini naik hingga empat kali lipat sejak pertama kali dibuka satu dekade lalu, di angka 112 ekor satwa.
Tiga kelas yakni Aves (Burung), Mamalia (menysusi) dan Reptil (melata) masih menjadi penghuni terbanyak taman. Dari jumlah itu sekitar 250 di antaranya merupakan hewan dilindungi, sedangkan sisanya tidak dilindungi negara.
Sebagian besar penghuni taman, merupakan titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), sedangkan sisanya satwa tidak dilindungi merupakan koleksi pribadi.
Dengan status itu, maka pihak pengelola selalu standar protokol ketat pemeliharaan hewan, dengan fasilitas klinik dan dokter hewan profesional, untuk memastikan kesehatan seluruh satwa hunian taman.
Advertisement