Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan pada tanggal 31 Juli 2021 Kawah Siglagah Gunung Dieng di wilayah Dusun Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Jawa Tengah terdengar suara dentuman lemah hingga sedang.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani selain dentuman, Kawah Siglagah menyemburkan lumpur sepanjang kurang lebih 10 meter ke arah utara dan tinggi kurang lebih 1 - 3 meter.
“Pusat semburan berada di salah satu rekahan di area Kawah Siglagah yang berada di tebing sebuah bukit,” ujar Andiani dalam keterangan tertulisnya Bandung, Sabtu, 31 Juli 2021.
Advertisement
Baca Juga
Andiani menjelaskan semburan lumpur terjadi di sekitar kawah, dengan radius kurang dari 10 meter dari sumber semburan. Material semburan dominan berupa lumpur.
Sedangkan suara semburan yang mirip dengan suara dentuman lemah, sesekali terdengar hingga jarak 100 meter dari sumber semburan
“Sebelumnya semburan yang terjadi pada 30 Juli 2021 di Kawah Siglagah, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan, menandakan tidak adanya suplai magma kepermukaan,” kata Andiani.
Andiani menerangkan semburan yang terjadi lebih diakibatkan oleh over pressure dan aktivitas permukaan.
Berdasarkan rekaman kegempaan tanggal 1 hingga 30 Juli 2021, terdiri dari gempa tektonik jauh sebanyak 12 kali, tektonik lokal sebanyak 34 kali, dan vulkanik dalam (VA) sebanyak 12 kali.
“Data pengamatan dan pemeriksaan kawah Siglagah secara langsung dilapangan pada bulan Juli 2021, teramati hembusan gas berwarna putih tipis hingga tebal, tekanan gas lemah hingga kuat, tinggi kolom hembusan gas 10 – 30 meter. Suara hembusan gas terdengar sedang hingga kuat,” ucap Andiani.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pascasemburan Lumpur
Pascasemburan lumpur Kawah Siglagah, Andiani menyebutkan secara visual maupun instrumental tidak teramati gejala yang mengindikasikan perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.
Andiani menambahkan sifat dan karakteristik kawah – kawah yang ada di Komplek Gunung Dieng, saat ini potensi ke arah erupsi freatik di Kawah Siglagah masih bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.
“Potensi ancaman bahaya berupa semburan material lumpur di sekitar kawah. Tingkat aktivitas Gunung Dieng ditetapkan pada Level I (Normal),” tukas Andiani.
Dalam tingkat aktivitas Level I (Normal), Andiani mengimbau agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di sekitar area Kawah Siglagah.
Gunanya untuk menghindari ancaman semburan lumpur dan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa.
Gunung Dieng adalah kompleks gunungapi dengan aktivitas vulkanik tersebar pada 16 kawah. Saat ini pemantauan dilakukan pada 2 (dua) kawah utama yang paling aktif, yaitu Kawah Sileri dan Kawah Timbang.
Aktivitas vulkanik kompleks Gunung Dieng diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Erupsi freatik terakhir terjadi pada 29 April 2021.
Advertisement