Liputan6.com, Yogyakarta - Para petani mencegah burung memakan padi mereka dengan membuat pengusir burung memakai kaleng dan tali yang mengeluarkan suara. Namun, kelemahannya petani harus menarik alat itu terus menerus.
Kondisi ini berlangsung sejak lama. Inilah yang membuat sekelompok mahasiswa UNY berinisiatif menciptakan alat pengusir burung tenaga surya dengan cara kerja secara otomatis memanfaatkan energi matahari.
Tim peneliti UNY itu terdiri dari Wolly Dwi Parma dan Chalik Nopa Saputra prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Nadya Putri Kurniasari prodi Pendidikan Teknik Elektro, Sintya Marissa prodi Pendidikan Teknik Sipil serta Sherly Hariyanti prodi Pendidikan Kimia. Menurut Wolly Dwi Parma, pembuatan alat ini berdasarkan keprihatinan atas kelelahan petani mengusir burung menggunakan metode manual dengan kaleng dan tali.
Advertisement
"Petani cukup duduk tenang saat mengoperasikannya dan tidak perlu memindahkan alat ini secara manual sekaligus hemat energi," kata Wolly.
Baca Juga
Cara Pihak Bandara Adisutjipto Usir Burung Pemangsa Laron
Cara Unik Warga Probolinggo Pakai Burung Hantu untuk Usir Hama Tikus
- Demi Usir Burung, Pohon di Tempat Ini Diberi Paku Tajam Anti Burung
Alat pengusir burung tenaga surya ini dirancang untuk membantu para petani di wilayah Sleman Yogyakarta menghalau burung. Panel surya pada alat ini menghasilkan energi untuk baterai. Chalik Nopa Saputra menambahkan, bahan yang dibutuhkan yaitu arduino uno, servo torsi, baterai, lonceng, panel surya, dan adaptor.
Nadya Putri Kurniasari mengatakan, perakitan alat ini diawali dari membuat script Arduino uno dengan pembuatan program proteus yang dibuat pada perangkat PC.
"Setelah script dibuat, upload sistem ke arduino uno dengan menggunakan kabel data," kata Nadya.
Kemudian membuat rangkaian kabel sesuai dengan posisi pemrograman yang telah dibuat. Pemasangan kabel panel surya pada baterai. Daya baterai akan mengaktifkan arduino uno yang diprogram juga akan membangkitkan daya pada servo.
Sherly Hariyanti menjelaskan cara kerjanya yaitu panel surya akan menangkap sinar matahari yang menjadi alat utama pengisian pada baterai. Nantinya, akan menjadi sumber tegangan pada arduino dan servo.
"Ketika tombol ON dinyalakan, arduino akan menggerakkan servo yang telah di program,” ujar Sherly.
Servo kemudian akan menggerakkan tali yang sudah terpasang pada sawah dengan diberi sebuah lonceng. Dari gerakan tali tersebut akan menghasilkan sebuah suara yang akan membuat burung pergi. Alat ini membantu para petani agar mudah dalam mengusir hama burung dengan tidak memerlukan tenaga dan waktu berlebih.
Sherly mengatakan bahwa pembuatan alat ini membutuhkan dana sekitar Rp2,6 juta, anggaran terbesar ada pada pembelian panel surya dan adaptornya. Karya ini berhasil meraih penghargaan International Invention Competition for Young Moslem Scientists 2021 di Bandung belum lama ini.