Sukses

Pertama di Indonesia, Petani Milenial Garut Perbanyak Bibit dengan Metode Micro Cloning

Merujuk literatur saat ini, metode ini merupakan teknik perbanyakan bibit dengan tingkat kemurnian tinggi secara konvensional dan berkelanjutan tanpa merusak pohon induk.

Liputan6.com, Garut - Setelah melakukan uji coba hampir setahun terakhir, Reza Mulyana, 26 tahun, petani milenial sekaligus penangkar bibit tanaman asal Garut, Jawa Barat, sukses menghasilkan bibit tanaman dari metode persilangan micro cloning pertama di Tanah Air.

"Jika merujuk literatur saat ini, metode ini merupakan teknik perbanyakan bibit dengan tingkat kemurnian tinggi secara konvensional dan berkelanjutan tanpa merusak pohon induk," ujar Reza saat ditemui di kebunnya, Kamis (5/8/2021).

Menurut Reza, ide uji coba metode micro cloning diperoleh, setelah mengikuti pelatihan mengenai budi daya tanaman di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2019 lalu.

"Informasinya mengenai micro cloning di luar negeri sudah ada, namun di Tanah Air masih minim informasi, kami tertantang melakukan itu (uji coba)," kata dia.

Gayung bersambut, mendapat bantuan dari rekannya Rahman Hakim, untuk mencari jurnal atau literasi mengenai micro cloning, akhirnya ia memulai uji coba tersebut.

"Literasi pertama yang saya temukan harus diterjemahkan ke dalam tiga bahasa, hingga akhirnya ke dalam Bahasa Indonesia," kata dia.

Alpukat Varietas Sindangreret, asal Garut, yang menjadi ikonnya selama ini, menjadi bahan uji coba sederhana yang dilakukan petani milenial ini.

"Ada beberapa kali kegagalan yang saya terima, namun tetap kami coba, hingga akhirnya sukses," papar dia.

Dalam praktiknya, Reza menggabungkan teknik grafting dan cangkok di bibit alpukat, untuk mencoba metode micro cloning tersebut.

"Dengan micro cloning, penentuan batang bawah alpukat dapat menjadi jelas jenisnya, padahal selama ini sulit sekali dan tingkat kemurnian bibit dapat terjamin," kata dia.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hasil Memuaskan

Hasilnya, dalam uji coba yang dilakukan sejak tahun lalu itu, mulai ditemukan kemunculan bintil akar pada beberapa batang tanaman alpuket hasil micro cloning tersebut.

"Total ada 15 tumbuhan yang sukses, bintil akarnya sudah ada, namun akar serabutnya belum keluar," kata dia.

Menurutnya, kemunculan bintil akar tersebut menandakan calon akar serabut, tetapi perlu dilakukan uji coba lanjutan, sebagai awal gemilang dari uji coba yang selama ini dilakukan.

"Kalau akar serabutnya keluar sempurna, maka bibit yang dihasilkan dapat menyerap nutrisi dengan baik, karena tidak ada akar tunggal, sehingga mempercepat pertumbuhan bibit di lapangan," kata dia.

Meskipun demikian, Reza tetap bersukur dengan capaiannya selama ini. Minimnya literasi dan informasi mengenai micro cloning, kemudian ketiadaan tempat penelitian yang optimal, tidak menghalanginya untuk tetap berkarya.

"Harusnya dilakukan di dalam rumah kaca agar pengaturan suhunya optimum, tapi bersyukur masih memperlihatkan hasil menggembirakan,” kata dia.

Dengan temuan itu, Reza, petani milenial asal kota Dodol itu, berharap bisa menyempurnakan hasil uji coba micro cloning tersebut, hingga bisa menghasilkan produk tanaman yang berkulitas.

"Kami lagi berpikir bagaimana agar bintil akar itu diikuti dengan keluarnya akar serabut," dia menandaskan.