Liputan6.com, Jakarta Juru kunci Astana Girilayu langsung membawa jenazah ke lokasi pemakaman yang berada di sisi timur ayahanda KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu atau tempat pemakaman penguasa Pura Mangkunegaran Surakarta.
Menurut Hadi Suyamto, juru kunci makam Astana Girilayu, pihaknya mohon maaf pada acara pemakaman jenazah KGPAA Mangkunegara IX dilaksanakan secara tertutup dan hanya diikuti terbatas oleh pihak keluarga dan kerabat Pura Mangkunegaran.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mohon maaf, prosesi pemakaman hanya boleh diikuti keluarga dan kerabat serta yang mendapatkan izin dari Pura Mangkunegaran," kata Hadi Suyamto.
Pada acara prosesi pemakaman jenazah KGPAA Mangkunegara IX di Astana Girilayu Matesih Karanganyar dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat almarhum.
Pada prosesi pemakan tersebut dihadiri GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara yang merupakan anak pertama almarhum dengan Sukmawati Soekarnoputri, dan adik kandungnya, GRAy Putri Agung Suniwati.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tradisi Brobosan
Istri Mangkunegara IX, Kanjeng Putri Mangkunegara IX dan putrinya, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo serta sejumlah keluarga besar Pura Mangnegaran.
Sebelumnya, empat putra penguasa Mangkunegaran mengiringi pelepasan jenazah KGPAA Mangkunegara IX menuju Kompleks Pemakaman Raja Astana Girilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu.
Jenazah putra keempat Adipati Mangkunegara VIII yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo tersebut diberangkatkan dari Pura Mangkunegaran Solo, sekitar pukul 10.20 WIB, diiringi ratusan pelayat.
Sebelum jenazah diberangkatkan, empat putranya yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GRAy Putri Agung Suniwati, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo melakukan tradisi "brobosan" di bawah peti jenazah sang ayah.
Selain itu, istri Mangkunegara IX, Kanjeng Putri Mangkunegara IX, juga menjalani tradisi Jawa ini. Sementara itu, terdengar Gending Ketawang yang melepas jenazah sang penguasa Mangkunegaran.
Advertisement