Sukses

Gerakan 'Sigi Mosi Jagai', Cara Ibu-Ibu Desa Langaleso Melawan Dampak Pandemi

Para ibu di Desa Langaselo Sigi punya jurus sendiri dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, yaitu gerakan Sigi Mosi Jagai.

Liputan6.com, Sigi - Sebuah desa di Kabupaten Sigi menjadi contoh ketangguhan menghadapi bencana Covid-19 lewat solidaritas antartetangga. Ibu-ibu di sana dengan sukarela menyediakan makanan gratis untuk warga lainnya yang tengah menjalani isolasi mandiri.

Pagi itu Senin (16/8/2021) sedari pukul 06.30 Wita asap mengepul dari sebuah rumah pangggung sederhana di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Dari bawah rumah itu suara belasan ibu-ibu saling bersautan riuh membahas menu masakan yang sedang mereka buat dalam jumlah banyak.

Ibu-ibu warga RT 1, RW 1 Langaleso itu bukan sedang memasak untuk kebutuhan hajatan atau pesta, melainkan untuk dibagikan kepada puluhan warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka adalah sukarelawan yang sejak Jumat (13/8/2021) bergantian dengan ibu-ibu lainnya mendermakan tenaganya untuk menyediakan makanan untuk para tetangga mereka yang “mengurung” diri lantaran Covid-19.

Pada siang hari itu 50 paket makanan terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan buah mereka siapkan sebelum pukul 12.00 Wita. Itu kedua kalinya mereka memasak setelah pada pagi hari mereka rampung memasak menu bubur.

“Yang kami masak ini untuk makan siang, pukul 12 siang diusahakan sudah dibagi ke warga yang isoman. Kalau pagi kami sediakan bubur,” Siti Badriah (45 th) salah satu sukarelawan mengatakan, Senin (16/8/2021).

Menariknya yang bertugas mengantar makanan ke warga isoman itu adalah Bhabinkantibmas desa setempat.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Warga Bantu Warga

Ibu-ibu yang sebagian besar petani itu menamai gerakan solidaritas mereka dengan ‘Sigi Mosi Jagai’, bahasa Suku Kaili yang berarti Sigi Saling Jaga. Sebuah gerakan spontan yang muncul usai satu persatu warga di desa itu dinyatakan positif Covid-19.

Tidak kurang dari 30 kg beras perhari diolah oleh ibu-ibu di tempat itu, belum termasuk sayuran dan lauk untuk kebutuhan makan pagi, siang, dan malam. Bahan makanan dan kebutuhan masak lainnya diperoleh dari donasi organisasi swadaya, warga sekitar, bahkan dari warga dari desa tetangga.

“Kami bergiliran memasak pagi, siang, dan malam. Pokoknya yang tidak kena Covid-19 bisa datang membantu, supaya kami tetap bisa mengurus kebun,” Siti mengungkapkan.

Tidak hanya untuk warga isoman di Desa Langaleso, sebagian paket makanan dari Sigi Mosi Jagai juga diantarkan ke warga isoman dari desa-desa lainnya.

Gerakan tersebut diakui mampu meringankan beban ekonomi warga isoman. Kepala Desa Langaleso, Harlin Haruna bilang perekonomian puluhan warganya yang menjalani isoman memburuk lantaran tidak bisa beraktivitas tani seperti biasa.

“Ada 40 warga yang isolasi mandiri, tidak ada kegiatan mereka di persawahan. Jaminan makanan dari sukarelawan paling tidak, bisa menekan pengeluaran mereka sehingga mereka nyaman selama menjalani isolasi di rumah,” Kepala Desa Langaleso, Harlin Haruna menuturkan.

Dengan memberi kenyamanan pada para warga yang isoman kata Harlin, pihaknya juga lebih mudah mengendalikan mobilitas warga sehingga upaya pencegahan meluasnya pandemi di desa itu bisa efektif dilakukan bersama pihak puskesmas dan keamanan.