Sukses

Kala Bocah-Bocah Nangela Tetap Nyaman Mengaji Meski Matahari Sudah Terbenam

Warga Nangela sudah puluhan tahun menunggu aliran listrik masuk ke desanya.

Liputan6.com, Sukabumi - Warga Kampung Caringin, Kampung Sukasirna, Kampung Cikuya di Desa Nangela, Kecamatan Tegal Buleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sangat gembira setelah listrik mengalir ke desanya. PLN resmi mulai mengoperasikan jaringan listrik di kampung tersebut  tepat pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-76, Selasa 17 Agustus 2021.

Sebelum ada listrik PLN, sebagian besar warga dari total 176 kepala keluarga menggunakan panel surya sebagai sumber penerangan di malam hari. Namun, setiap hari warga hanya bisa menikmati penerangan 7 jam. Itu pun jika matahari bersinar terik. Jika cuaca mendung atau hujan, dapat dipastikan warga tak dapat menikmati penerangan.

“Anak-anak belajar mengaji di mushala menggunakan lampu teplok di malam hari sebagai penerangan. Sedangkan untuk aktifitas rumah, otomatis terhenti saat matahari terbenam. Susah pokoknya, gelap," kata Saepudin, tokoh masyarakat setempat.

Kini warga bisa memanfaatkan listrik untuk mendukung berbagai aktivitas produktif dan meningkatkan perekonomian desa. Anak-anak pun bisa belajar dan mengaji dengan nyaman di malam hari.

Tak hanya itu, kehadiran listrik juga mampu membangkitkan semangat warga untuk lebih berkembang secara ekonomi. Segunung harapan timbul seiring harapan warga terhadap hadirnya listrik.

"Beberapa di antaranya ingin beli kulkas agar bisa jualan, dan bertani serta beternak menggunakan listrik. Nah, semoga dengan adanya listrik bisa meningkatkan perekonomian di Desa Nangela,” ujar Saepudin.

Warga memang sudah lama merindukan listrik. “Kami sudah menunggu listrik masuk desa sejak tahun 1990. Alhamdulillah pada 17 Agustus 2021 keinginan kami terkabulkan,” ucap Saepudin dengan haru.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

2 dari 2 halaman

Perjuangan Menyambung Listrik

Upaya menghadirkan listrik di lokasi tersebut tidak mudah. Lokasi desa terpencil dengan kondisi insfrastruktur jalan bergelombang dan belum beraspal. Konturnya naik turun. Areanya juga berbatu cadas.

Selain itu, tidak ada jembatan untuk melintasi sungai sehingga pada saat hujan dan aliran sungai deras, kendaraan maupun orang tidak bisa lewat, sehingga pengantaran material seperti tiang dan kabel terhambat.

Namun didorong optimisme untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan infrastuktur kelistrikan dan kolaborasi seluruh stakeholder, PLN berhasil menyelesaikan jaringan listrik.

“Banyak kendala yang dihadapi PLN dalam perjuangan melistriki pelosok negeri, salah satunya ketersediaan infrastruktur jalan. Oleh karenanya, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut bekerja sama dalam meneragi desa ini,” ucap General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Agung Nugraha.

Agung berharap energi listrik dapat bermanfaat dalam kehidupan warga. “Ini adalah bukti komitmen PLN menerangi pelosok negeri, harapannya memiliki manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat terutama pendidikan dan perekonomian masyarakat,” katanya.

Untuk melistriki daerah tersebut, PLN mengalokasikan dana Rp 1,67 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 1,7 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 10 kms, dan 2 gardu distribusi dengan total kapasitas 200 atau (2x100) kilo Volt Ampere (kVA).