Sukses

YPK Bali dan Harapan Anak-Anak Difabel

YPK Bali membantu penyandang disabilitas akibat bawaan dari lahir maupun akibat kecelakaan.

Liputan6.com, Bali - Sebut saja namanya Andi. Seorang anak disabilitas atau difabel yang kini berusia 13 tahun. Di usia tiga bulan, Andi sudah terlihat berbeda. Namun, ibunya tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu kondisi si anak, lagi-lagi karena keterbatasan.

“Walaupun berbeda, dia punya hak yang sama untuk meraih cita setinggi yang mereka inginkan,” kata Purnawan Budisetia, Pendiri YPK (Yayasan Peduli Kemanusiaan) Bali, pada Liputan6.com, Selasa (17/08/2021).

Berbekal informasi dari seorang rekan, anak berkemampuan beda difabel ini dimasukkan ke YPK pada bulan Februari 2015. Saat itu, kondisinya sangat memprihatinkan. Di usianya yang baru genap 7 tahun, lehernya tak bisa ditegakkan, jari-jarinya kaku dalam kondisi tertekuk, ukuran kaki kanannya pun mengecil.

Setelah beberapa bulan mendapat terapi, perlahan mulai tampak perubahan pada diri Andi. Perlahan lehernya mulai bisa ditegakkan, jari-jarinya bisa diluruskan dan dia pun bisa berkomunikasi dengan lebih baik. Padahal sebelumnya, dia hanya menangis. Karena ketidakmampuan mengungkapkan apa yang diinginkannya pada orang-orang di sekitar termasuk pada ibunya.

Perkembangan ini tak lepas dari kesabaran para tenaga terapis YPK mulai dari mengenalkan huruf, angka, melatih kemampuan bicara, bersosialisasi, sampai melatih fungsi gerak tubuhnya.

YPK Bali merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang rehabilitasi bagi penyandang disabilitas fisik, khususnya mereka dari keluarga tidak mampu di Bali. Didirikan oleh Alm. dr. Jonatan Mulia dan Purnawan Budisetia pada tanggal 17 April 2001. Kantor YPK Bali berada di Gedung Annika Linden Centre, Jl. Bakung 19 – Br. Tohpati – Kesiman Kertalangu – Denpasar Timur – Bali 80237.

Sejak didirikan pada 2001, YPK membantu penyandang disabilitas akibat bawaan dari lahir maupun akibat kecelakaan. Rehabilitasi ini dilakukan dengan metode Fisioterapi dan Okupasi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini

2 dari 3 halaman

Terapi Gratis

Terapi ini dilakukan secara gratis kepada masyarakat dengan latar belakang ekonomi tidak mampu. Sebelum memberikan pelayanan, YPK melakukan survei agar bantuan terapi tersebut tepat sasaran. Hingga Juni 2021, YPK Bali telah melayani lebih dari 61.000 klien.

Sejak 2018, YPK menjalankan program pembelajaran e-Learning. Mulai dari informasi, panduan hingga konsultasi rehabilitasi dapat dijangkau oleh masyarakat di manapun mereka berada.

Penerapan pelayanan rehabilitasi secara online tersebut sangat membantu klien terlebih sejak pembatasan sosial akibat pandemi. Anak-anak tersebut. tetap mendapat pelayanan sesuai jadwal yang ditentukan.

Pelayanan terapi tatap muka di YPK hanya berlangsung 6 jam per minggu. Selebihnya terapi dilakukan di rumah bersama keluarga. Sistem keterbukaan dan transparan inilah yang membedakan YPK dengan lembaga atau klinik terapi pada umumnya. Itulah mengapa keberhasilan terapi turut dipengaruhi oleh peran serta keluarga.

“Awalnya klien kami diacuhkan keluarganya. Tapi, dengan melibatkan keluarga selama proses terapi, sangat membantu kemandirian orangtua melatih anak-anaknya di rumah selama masa pandemi. Kondisi anak membaik, hubungan mereka pun semakin dekat,” kata Purnawan.

Prinsip yang ditanamkan ternyata membuahkan hasil yang signifikan. Tidak hanya kemajuan pesat pada diri klien, namun juga kerekatan mereka dengan keluarga. Tak ada lagi rasa malu karena memiliki anggota keluarga yang disabilitas.

 

3 dari 3 halaman

Terapi Selama Pandemi

Saat pandemi Covid-19 merebak, YPK Bali tetap dapat mendampingi rehabilitasi mandiri mereka di rumah secara online sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

YPK membuat strategi untuk lebih memfokuskan pada pelayanan utama, pengembangan SDM serta mendukung program transportasi bagi klien yang membutuhkan. Seperti pengadaan bis sekolah untuk antar jemput klien beserta pendampingnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kehadiran YPK Bali memberi harapan untuk Andi dan teman-temannya agar bisa hidup mandiri dan berkesempatan menggapai mimpi.

Saat ditanya apa cita-citanya, Andi pun menjawab, “Aku ingin jadi seperti Pak Jokowi.”

Mina Megawati, Bali