Liputan6.com, Bandung - Kehadiran industri 4.0 dapat ditafsirkan akan banyak jenis pekerjaan manual yang hilang karena yang asalnya dilakukan manusia nanti akan diisi robot dan kecerdasan buatan yang semuanya dilakukan secara digital. Disrupsi revolusi industri 4.0 telah meluluhlantakkan semua sektor perekonomian, termasuk sekitar 86 juta pekerjaan telah hilang.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat membuka secara virtual pertemuan nasional Majelis Sinergi Kalam-Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (Masika ICMI) dengan tema "Cendekiawan Muda dan Tantangan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0", dari Gedung Pakuan Kota Bandung, Sabtu (21/8/2021).
"Disrupsi ini akan menghilangkan pekerjaan dan menghadirkan pekerjaan. Ada pekerjaan penting tapi mulai turun. Jadi, ada 85 juta pekerjaan yang hilang. Akan lahir juga 97 juta analis data digital hebat, itu semua berkat adanya pandemi Covid-19," kata pria yang kerap disapa Emil itu.
Emil pun meminta ICMI beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital 4.0 yang kian cepat. Penguasaan teknologi digital merupakan bekal penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara adidaya pada 2045 seperti banyak diprediksi pakar dunia.Â
Emil berharap jalan menuju impian 2045 harus direalisasikan sejak sekarang, di antaranya oleh kaum intelektual seperti ICMI.Â
"Mari kita gunakan benchmark kita itu 2045. Supaya 1945 Indonesia merdeka 2045 Indonesia adidaya," ujarnya.
Menurut Emil, revolusi 4.0 hanya akan bersahabat bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan teknologi digital. "Inilah revolusi 4.0 bagi yang siap masuk ke kelompok warna hijau. Bagi yang (warna) merah-merah siap-siap pekerjaannya akan hilang," ucapnya.Â
Agar dapat bersaing, kata Emil, pendidikan karakter dan kepemimpinan amat penting dimiliki setiap individu terutama cendekiawan muda calon penerus bangsa.Â
"Leadership itu adalah skill terpenting dalam era 4.0 karena ia akan mengambil plan a, b, atau c dalam mengambil keputusan. Juga ada communication negotiation skill," tutur mantan Wali Kota Bandung itu.