Sukses

Cerita Petugas Covid-19 di NTT, Pikul Peti Jenazah 20 Km karena Jalan Rusak

Tidak semua orang mau menjalani tugas sebagai Satgas Covid-19. Butuh rasa kemanusiaan dan keberanian tinggi.

Liputan6.com, Sabu Raijua - Sherly Ivona Illu atau yang akrab disapa Sherly, merupakan anggota Satgas Covid-19 di Kecamatan Sabu Barat, NTT. Banyak pengalaman yang sudah ia rasakan selama bertugas menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19. Namun satu hal yang dia yakini, perlu punya jiwa kemanusiaan dan keberanian tinggi untuk mau tiap hari berdekatan dengan pasien Covid-19. 

Tidak semua orang mau menjalani tugas sebagai Satgas Covid-19, yang kerap sampai di rumah subuh jika pasien Covid-19 sedang banyak-banyaknya. Belum lagi ada ancaman kesehatan dan label sosial yang harus diterima.

Sherly mengatakan, di Kecamatan Sabu Barat ada 17 desa dan 1 kelurahan, dengan jumlah penduduk sebanyak 33.158 jiwa. Di wilayah ini ada 3 orang Satgas Covid-19, termasuk dirinya.

Dirinya mengakui, tidak mudah menjadi Satgas Covid-19 di wilayah terpencil. Saban hari dirinya harus menyemprot disinfektan, melakukan pemeriksaan swab antigen. Jika ada warga yang positif Covid-19, langsung swab PCR dan dikirim ke lab RSUD Sabu Raijua. Dirinya juga rutin memeriksa pasien positif Covid-19. Melihat perkembangannya, memberikan obat, mendengar dan memahami keluhan pasien. Serta tidak lupa memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada warga soal virus Corona. 

 "Saya bergabung karena karena kemanusiaan, banyak orang yang membutuhkan pertolongan dalam situasi ini," katanya kepada Liputan6.com, Senin (23/8/2021).

Bahkan keterbatasan relawan dan kondisi jalan yang rusak membuat dirinya pernah memikul peti jenazah Covid-19 sejauh 20 kilometer.  Saat itu dia bersama dua rekannya, yaitu Jefri Da Gomes Pey dan Aris A Djomemikul, mendapati seorang pasien positif Covid-19 yang baru saja meninggal dan harus segera dimakamkan. Jalan yang rusak dan sempit membuat dia dan kawan-kawannya dibantu dua anggota keluarga pasien menggotong peti jenazah tersebut. Apalagi saat itu hari sudah malam.

"Jalan yang rusak tidak bisa dilalui ambulans menuju lokasi pemakaman di Danatiti, Desa Nadawawi, Kecamatan Sabu Barat," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Juga Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Haparan Sherly

Sherly hanya berharap pemerintah lebih memperhatikan tenaga medis yang bekerja menangani Covid-19 tiap hari. Memotivasi dengan langsung terjun ke lapangan, melihat ke desa-desa situasi dan kondisi Covid-19 yang ada. Yang paling penting baginya, warga tetap patuh protokol kesehatan dan selalu mengikuti anjuran pemerintah. 

"Semangat terus untuk para nakes," katanya.