Sukses

Nasib Puluhan Mahasiswa Usai Ketahuan Bawa Surat PCR Palsu di Bandara Halu Oleo Kendari

Sebanyak 23 orang mahasiswa asal Universitas Ibnu Chaldun batal terbang usai kedapatan menggunakan hasil tes PCR palsu di Bandara Udara Halu Oleo Kendari, Jumat (20/8/2021). Mereka diketahui awalnya hendak menumpang pesawat Lion Air JT 987 tujuan Jakarta.

Liputan6.com, Kendari - Puluhan mahasiswa asal Universitas Ibnu Chaldun Jakarta akhirnya dinyatakan bisa terbang via Bandara Halu Oleo Kendari, Selasa (24/8/2021). Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Halu Oleo Kendari menyatakan mereka sudah mengantongi surat hasil tes PCR asli setelah sebelumnya mereka kedapatan membawa surat PCR palsu, Jumat (21/8/2021).

Setelah ketahuan memiliki surat PCR palsu dan tak jadi berangkat, beredar informasi, sejumlah mahasiswa sempat menjalani pemeriksaan di Polres Kendari. Namun, soal ini Kasat Reskrim AKP I Gde Pranata Wiguna belum menjawab pertanyaan saat dikonfirmasi wartawan via telepon seluler.

Koordinator Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Halu Oleo, dr Umi Mazidah menyatakan, pihaknya sudah memvalidasi nama-nama sejumlah mahasiswa ini. Para mahasiswa itu sudah tercatat sebagai peserta tes PCR di aplikasi pedulilindungi. Sebelumnya, mereka tercatat sebagai mahasiswa dengan hasil tes PCR palsu.

"Mereka sudah berangkat, Selasa (24/8/2021) sekitar pukul 13.30 Wita sudah naik semua di pesawat," ujar dr Umi Mazidah via telepon seluler.

Menurut Umi Mazidah, pihaknya belum tahu kapan puluhan mahasiswa itu melakukan tes PCR hingga bisa kembali berangkat naik pesawat. Namun, petugas KKP yakin sudah memvalidasi data dan menemukan nama mereka sudah masuk dalam aplikasi.

Saat dikonfirmasi soal keberangkatan mahasiswa, Umi Mazidah lanjut menyerahkan kepada salah seorang petugas KKP lainnya. Pria ini menyatakan, dari hasil pengamatan sekilas, surat hasil tes PCR mahasiswa berasal dari RSUD Bahteramas.

Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD Bahteramas, Masyita menyatakan sampai saat ini, nama 23 mahasiswa itu belum ada yang terinput dalam data di Laboratorium RSUD Bahteramas hingga Selasa (24/8/2021).

"Sampai hari ini belum ada nama-nama mahasiswa itu," ujar Masyita.

Dia menyatakan, lokasi tempat tes PCR di Kota Kendari hanya ada dua yakni RSUD Bahteramas dan RS Ismoyo Korem 143 Halu Oleo. Dia juga membenarkan, adanya mahasiswa yang kedapatan memiliki surat hasil tes PCR palsu, mendatangi laboratorium RSUD untuk melakukan tes. Namun, belum mengetahui lengkap data-datanya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kronologi Kasus PCR Palsu

Sebanyak 23 orang mahasiswa asal Universitas Ibnu Chaldun batal terbang usai kedapatan menggunakan hasil tes PCR palsu di Bandara Udara Halu Oleo Kendari, Jumat (20/8/2021). Mereka diketahui awalnya hendak menumpang pesawat Lion Air JT 987 tujuan Jakarta.

Koordinator Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Halu Oleo, Umi Mazidah menyatakan, kronologi temuan pihaknya berawal dari adanya seorang oknum pemuda datang membawa nama 23 mahasiswa yang akan berangkat sekitar pukul 09.00 Wita. Oknum tersebut mengaku sebagai pengurus rombongan mahasiswa yang akan ke Jakarta.

"Kemudian kami cek 23 nama itu sampai nama orang keenam di aplikasi khusus Pedulilindungi, ternyata tak ada satu pun dalam aplikasi. Kami lalu beri tahu ke oknum itu agar menghubungi pihak Bahteramas agar memasukkan data mereka dalam aplikasi supaya mereka bisa segera berangkat," ujar Umi Mazidah.

Mendengar arahan petugas, pemuda tersebut pergi. Sekitar 45 menit kemudian, dia kembali datang dan meminta pihak KKP agar meloloskan 23 nama ini masuk dalam pesawat. Namun, pihak KKP memilih mengklarifikasi soal data hasil tes PCR mahasiswa.

"Kami telepon ke RSUD Bahteramas. Nanti sekitar jam 10.15 Wita hari yang sama, ada konfirmasi dari rumah sakit jika semua nama ini palsu," tambah Umi Mazidah.

Dia menerangkan, saat itu, pihak KKP mengirimkan foto surat hasil PCR ke pihak rumah sakit. Kemudian, RSUD Bahteramas menyatakan, surat tersebut palsu.

Ikut terungkap, jika nomor laboratorium tempat mereka mengecek juga palsu. Sehingga, pihak KKP tidak memberangkatkan mereka.